Semarang-Menjelang akhir 2017 ini, Kantor Regional 3 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Tengah-DIY mencatat sektor jasa keuangan terus menunjukkan kondisi yang stabil.
Stabilnya sektor jasa keuangan selama 2017 itu, didukung permodalan yang tinggi dan likuiditas memadai untuk mengantisipasi risiko serta mendukung ekspansi usaha.
Kepala Kanreg 3 OJK Jateng-DIY Bambang Kiswono mengatakan literasi keuangan berhubungan erat dengan kesejahteraan masyarakat, terutama nasabah lembaga jasa keuangan.
Menurutnya, OJK terus melakukan peningkatan literasi keuangan dan edukasi keuangan kepada masyarakat. Sebab, antara kesejahteraan masyarakat dengan literasi keuangan mempunyai hubungan positif.
Namun demikian, jelas Bambang, untuk literasi keuangan di Jawa Tengah sudah menunjukkan peningkatan dan lebih baik dibanding ukuran nasional.
"Kalau bicara literasi keuangan di Jawa Tengah, itu tingkat literasinya 33,51 persen. Ini berdasarkan survei nasional yang kita lakukan pada akhir 2016. Artinya, angka 33,51 persen itu yang paham tentang industri jasa keuangan belum banyak. Kalau dibanding dengan nasional, hanya 29,66 persen. Jadi, lebih tinggi dibanding nasional," kata Bambang.
Lebih lanjut Bambang menjelaskan, meski literasi keuangan Jawa Tengah lebih tinggi dibanding nasional, namun tdak demikan dengan inklusi keuangan di provinsi ini.
Bambang mencatat, inklusi keuangan Jawa Tengah terpaut sedikit di bawah nasional. Inkulasi keuangan Jateng hanya 66,23 persen, sedangkan nasional mencapai 67,82 persen.
"Tingkat inklusi keuangan di Jateng ini yang perlu ditingkatkan lagi. Kita akan aktif lagi sosialisasi ke lapisan masyarakat, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai ibu-ibu PKK," pungkasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar