Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

Bak Mutiara Yang Hilang, BI Coba Angkat Dieng Jadi Poros Dunia Berwawasan Nusantara

Bupati Wonosobo Eko Purnomo (kanan) menandatangani perjanjian
kerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah,
terkait program pengembangan ekonomi daerah berbasis induatri
kreatif, di pendapa kabupaten, Rabu (13/12).
Wonosobo-Dataran Tinggi Dieng berada di perbatasan antara Kabupaten Wonosobo dengan Banjarnegara. Namun, kondisinya saat ini darurat sampah.

Penanganan sampah, baik dari limbah rumah tangga maupun sisa pembuangan dari wisatawan yang datang, membuat kawasan Dataran Tinggi Dieng tidak tertata rapi. Sehingga, memunculkan kesan eksploitasi alam tanpa memerhatikan kelestarian lingkungannya.

Potensi sampah yang ada di Dieng, menurut data dari Kantor Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pariwisata Dieng di Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, rerata sebesar 5,2 ton per pekan atau sekira 500-700 kilogram samph per harinya. Sampah yang paling banyak adalah sampah anorganik, misalnya plastik, wadah makanan cepat saj dan plastik pembungkus makanan ringan.

Oleh karenanya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah mencoba menginisiasi program pengembangan ekonomi daerah berbasis industri kreatif, yang berada di Desa Sembungan, di kawasan Dataran Tinggi Dieng.

Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra mengatakan permasalahan mendasar yang ada di Dieng berupa pengolahan sampah, memberi dampak negatif terhadap perkembangan pariwisata. Sehingga, pihaknya membuat dan membangun komplek bank sampah terpadu, yang pengoperasiannya akan dilakukan pada tahun depan.

Komplek bank sampah terpadu di Dieng, jelas Rahmat, terdiri dari satu unit digester berkapasitas 100 meter kubik untuk mengolah sampah organik. Di samping itu, juga ada satu unit rumah kelola sampah daur ulang. Hasil dari pengolahan sampah organik itu, bisa menghasilkan pupuk dan gas metan untuk energi terbarukan sebagai listrik di komplek bank sampah terpadu.

Dengan program pengembangan ekonomi daerah berbasis industri kreatif di kawasan Dieng, lanjut Rahmat, dirinya optimistis bisa mengembalikan Dieng sebagai poros dunia berwawasan nusantara. Hal itu sejalan dengan misi Presiden Joko Widodo, yang menetapkan pariwisata sebagai salah satu sektor prioritas pembangunan 2017.

"Kami mendukung kebijakan pemerintah dan provinsi yang mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru, itu kan salah satunya adalah pariwisata. Salah satunya adalah Dieng. Karena Dieng adalah mutiara yang hilang, dan kita balikkan lagi mutiara itu. Dulu 20 tahun yang lalu cukup mendunia," kata Rahmat usai penandatangan perjanjian kerja sama BI dengan Pemkab Wonosobo, di pendapa kabupaten, Rabu (13/12).

Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, pemberdayaan Dieng tidak hanya dilakukan dengan pembangunan komplek bank sampah terpadu saja, tetapi juga mengangkat kultur budaya Dieng. Upayanya, dengan pembangunan Desa Wisata Dieng Omah Lawas.

"Di sana nanti, wisatawan juga bisa menikmati wisata sejarah dan budayanya tidak hanya keindahan alamnya saja," pungkasnya. (K-08)
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar