Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

Keberagaman Nusantara Jadi Inti Pokok Buku Kapolda

Semarang-Belakangan ini, banyak kelompok orang yang mulai memertanyakan kesukuan, ras dan juga agama kelompok lain. Padahal, keberagaman yang terjadi di Tanah Air sebenarnya merupakan warisan leluhur yang dikelola para pendiri bangsa melalui Bhinneka Tunggal Ika. 

Munculnya isu dan tantangan kebhinekaan yang ada di Indonesia dalam waktu beberapa tahun ke belakang ini, ditangkap Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono dan dituangkan dalam sebuah buku berjudul "Memimpin dalam Keberagaman, Kearifan Lokal Menjaga NKRI."

Dalam bedah bukunya yang dilakukan di Patra Convention and Hotel Semarang, Senin (18/12), kapolda menjelaskan upaya menjaga dan merawat kebhinekaan adalah suatu hal yang mutlak dibutuhkan bangsa Indonesia sekarang ini.

Menurutnya, seorang pemimpin memiliki peran penting di dalam menjaga kebhinekan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebab, Indonesia memiliki keberagaman etnis, suku, agama dan ras.

Condro menjelaskan, saat dirinya bertugas di Papua, dalam satu kecamatan terdapat beragam suku dan bahasa. Sehingga, keberagaman menjadi sesuatu yang istimewa di Indonesia dan harus dijaga serta dirawat.

"Penuh keberagaman. Jadi, bagaimana kita mengelola keberagaman itu supaya tetap bisa terjaga kondusivitas wilayah dan tidak terjadi perpecahan. Mudah-mudahan, buku yang saya tulis bisa memberikan wawasan ilmu pengetahuan dan pencerahan. Syukur-syukur, memberi inspirasi kepada keluarga besar Polri maupun masyarakat," kata Condro.

Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang hadir dalam bedah buku tersebut mengapresiasi buah pikir kapolda. Menurutnya, kapolda benar-benar mampu menjaga keberagaman yang ada di Jawa Tengah.

"Beliau itu kalau menghadapi masalah yang berkaitan dengan keberagaman, lebih mengutamakan cara-cara persuasif dan komunikatif. Istilah Jawanya "nylondohi" kalangan atas dan bawah," ujarnya. (K-08)
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar