Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

Bawaslu Jateng Ingatkan Panwas Jaga Netralitas Selama Bekerja

Fajar SAKA
Ketua Bawaslu Jateng
Semarang-Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Tengah Fajar SAKA mengatakan netralitas para penyelenggara pemilihan kepala daerah (Pilkada), termasuk jajaran panitia pengawas (panwas) di 35 kabupaten/kota harus tetap dijaga. Sebab, hal itu menjadi tolok ukur dari kualitas pelaksanaan pilkada.

Menurutnya, di dalam menjaga netralitas dan integritas para panwaslu bisa dilakukan sesuai dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Hanya saja, tetap mengedepankan sopan santun dan tidak membedakan antara pasangan calon (paslon) yang satu dengan lainnya.

Penerjemahan sikap netral tersebut, jelas Fajar, bisa ditafsirkan beragam sesuai dengan intepretasi masing-masing petugas.

"Kami harap semua (panwas) itu netral. Netral tidak hanya dalam hati tapi juga tindakan, ya tentu sambil melihat kondisi di lapangan seperti apa. Nah, kawan-kawan di lapangan bisa membaca dan kemudian mengambil sikap. Yang kami perintahkan memang panwaslu harus netral, intinya itu. Menjaga jarak dengan semua pasangan calon," kata Fajar di Semarang.

Sementara itu, terkait dengan keluhan yang disampaikan Calon Gubernur (Cagub) Ganjar Pranowo atas sikap dari anggota panwas di Kabupaten Jepara, dirinya akan melihat situasinya dan mencari informasi terlebih dulu. Namun demikian, jabat tangan dengan paslon tidak dilarang dan dirinya juga tidak menjaga jarak dengan Ganjar Pranowo.

"Hubungan saya dengan Pak Ganjar baik-baik saja," ujarnya.

Diwartakan sebelumnya, Ganjar Pranowo mengaku terkejut ketika berkunjung ke Jepara dan mendapat sikap anggota panwas setempat di luar kewajaran.

Menurutnya, ketika ia sedang mengikuti kegiatan dan berpapasan dengan anggota panwaslu kemudian mengajaknya berjabat tangan tetapi tidak dibalas. Karena merasa aneh, ia mencoba mencari tahu dan bertanya.

"Silakan saya diawasi dan ditegur, kalau mau dilarang pun silakan. Mau dilarang bagaimanapun silakan saja diomongkan. Kalau saya ajak bersalaman tidak mau kan itu sudah aneh. Nilai-nilai kultural silaturahim kita hancur gara-gara pilgub," ujarnya.

Setiap kegiatannya sebagai calon, lanjut Ganjar, silakan diawasi dan diikuti. Namun bukan berarti harus bersikap antipati, sehingga tradisi berjabat tangan orang Jawa ketika bertemu tidak diciderai karena pelaksanaan Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2018. (K-08)
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar