Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

BPS Sebut Februari 2018 Nilai Ekspor Jateng Turun 5,7 Persen

Semarang-Selama periode Februari 2018, nilai ekspor Jawa Tengah mengalami penurunan sebesar 5,7 persen bila dibandingkan dengan periode Januari 2018. Penurunan tersebut merupakan tren tahunan, dan pada awal tahun memang biasanya angka ekspor selalu fluktuatif dengan ketersediaan bahan baku.

Kepala Bidang Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng Sri Herawati mengatakan nilai ekspor pada Januari kemarin mencapai US$539,86 juta.

Menurutnya, sampai dengan saat inj pangsa pasar utama ekspor wilayah ini masih pada tiga negara besar. Yakni Amerika Serikat, Jepang dan Tiongkok.

Dirinya menjelaskan, hampir separuh dari barang ekspor Jateng yang dikirim ke Amerika Serikat, Jepang dan Tiongkok itu diakui ada penurunan permintaan. Sehingga, imbasnya nilai ekspor Jateng Februari kemarin mengalami penurunan.

"Untuk nilai ekspor Februari 2018 itu mencapai US$509,11 juta. Kalau dibandingkan dengan Januari kemarin turun 5,7 persen. Turunnya nilai ekspor Jawa Tengah itu karena ada penurunan nilak ekspor migas maupun nonmigas. Migas turun 1,47 persen dan nonmigas turun 5,83 persen," kata Sri di Semarang.

Lebih lanjut Sri menjelaskan, peranan ketiga negara itu memberi pengaruh besar kepada nilai ekspor Jateng. Dengan penurunan nilai ekspor Jateng pada Februari 2018 yang mencapai 5,7 persen tersebut, menyebabkan turunnya pendapatan sejumlah industri unggulan di provinsi ini. Misalnya kayu dan bahan dari kayu serta tekstil.

"Sejauh ini, tekstil dan barang tekstil, kayu dan berbagai macam barang hasil pabrik masih menjadi tiga kelompok komoditas utama dari Jateng. Ketiganya mempunyai nilai ekspor cukup tinggi, yakni 62,66 persen. Tekstil dan barang tekstil memiliki peran 43,75 persen, kemudian kayu dan barang dari kayu berkontribusi 15,61 persen, disusul barang hasil pabrik sebesar 11,86 persen," ujarnya.

Namun, lanjut Sri, meski nilai ekspor Jateng turun pada Februari 2018, tidak demikian dengan nilai impor provinsi ini. Nilai impor provinsi ini justru naik 11,89 persen, dari US$1.033,73 juta di Januari 2018 menjadi US$1.156,66 juta di Februari 2018.

Sementara, untuk negara pemasok barang impor ke Jateng terbesar adalah Tiongkok, Arab Saudi dan Nigeria. (K-08)

Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar