Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

Diskusi Dengan Buya Maaif, Ganjar Diberi Pencerahan Soal Pertanian Organik

Cagub Ganjar Pranowo mendengarkan pesan dari Buya Syafii Maarif
tentang pemberdayaan pertanian organik di Jateng. Foto: ISTIMEWA 
Yogyakarta-Calon Gubernur (Cagub) Ganjar Pranowo menemui Buya Syafii Maarif di Gedung Grha Suara Muhammadiyah Yogyakarta, belum lama ini. 

Dalam pertemuan yang cukup santai itu, kedua tokoh berbicara panjang lebar dan terlihat gayeng. Bahkan, diselingi dengan tawa di antara keduanya.

Pertemuan yang langsung hampir dua jam itu, Ganjar menangkap satu pesan yang diharapkan bisa diterapkan di Jawa Tengah. Yakni soal pemberdayaan pertanian organik.

Menurut Ganjar, pesan yang disampaikan Buya memang cukup baik untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Jateng. Sehingga, dirinya akan mencoba menggeser politik pertanian menjadi pertanian organik.

"Lebih banyak diskusi soal bagaimana politik pertanian kita digeser ke organik, dan kita harapkan itu akan mengcover kondiisi pertanian akan lebih baik. Beliau kasih contoh pertanian organik, dan saya kasih contoh akses permodalan untuk mereka usaha kecil dan mikro yang sudah kita laksanakan. Dan sekarang, sudah 15 ribu nasabah. Itu akan mendukung ekonomi masyarakat dan individu lebih mandiri," kata Ganjar di Yogyakarta.

Lebih lanjut politikus PDI Perjuangan itu menjelaskan, selain berdiskusi tentang persoalan nasional juga sedikit banyak menyangkut masalah pemilihan kepala daerah (pilkada) di Jateng. Buya meminta kepada para pasangan calon (paslon) yang berkompetisi bisa menjaga iklim sejuk dan kondusif di Jateng.

"Tadi beliau juga meminta, agar pilkada kita adem, bermutu dan menyenangkan. Bukan yang galak-galak. Jangan sampai pilkada membuat masyarakat menjadi terbelah," ujarnya.

Sementara, Buya Syafii Maaif menambahkan, para pasangan bisa bersaing dengan adil dan melakukan kampanye hitam. Ia memberi contoh pilkada di Jakarta yang merusak demokrasi dan merusak martabat bangsa.

"Kita jaga persatuan bangsa ini, kita jaga rakyat kita. Jangan bertopeng, yang hitam katakan hitam dan putih katakan putih," ucapnya. (K-08) 
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar