Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

BI Pastikan Ekonomi Dalam Negeri Tak Terguncang Meski Rupiah Melemah

Gubernur BI Agus Martowardojo (budaya dari kanan) ketika membuka
Festival Syariah Regional Jawa 2018 di Semarang, kemarin. 
Semarang-Nilai mata uang rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat, yakni sebesar Rp13.936 pe dolar Amerika Serikat. Melemahnya nilai rupiah itu karena pelaku pasar berkeyakinan, jika inflasi di Amerika Serikat akan meningkat pada beberapa bulan mendatang.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah saat ini, tidak perlu menimbulkan kepanikan. Sebab, Indonesia mempunyai cadangan devisa yang cukup untuk menjaga ekonomi dan menahan fluktuasi pelemahan nilai tukar rupiah.

Menurutnya, hingga akhir Maret 2018 kemarin cadangan devisa dalam negeri sebesar US$126 miliar.

Selain devisa yang mencukupi, jelas Agus, Bank Indonesia juga sedang memerkuat kerja sama dengan kolega bank sentra dari negara-negara sahabat untuk memerkuat ketahanan lapis kedua perekonomian. Sehingga, ada jaminan ketersediaan likuiditas valuta asing.

"Kita sama-sama mengikuti bahwa dua pekan ini meman ada tekanan di mata uang dunia, termasuk Rupiah. Misalnya hari ini semua pasar termasuk Amerika sedang mengawasi, karena di Amerika ada FOMC meeting. Jadi, mereka perkirakan bahwa mungkin suku bunga bsa naik di bulan Juni. Kalau misal suku bunga naik di Juni, akan membuat surat utang di Amerika akan menguat," kata Agus di Semarang.

Lebih lanjut Agus menjelaskan, saat ini Bank Indonesia memiliki ketahanan lapis kedua perekonomian dalam bentuk kemitraan bilateral dan juga cakupan multilateral.

Nantinya, untuk menjaga perekonomian Bank Indonesia akan membuka peluang penyesuaian suku bunga acuan atau 7-Day Reverse Repo Rate jika tekanan terhadap rupiah terus berlanjut. Bahkan, berpotensi menghambat serta mengganggu stabilitas sistem keuangan.

"Semua negara-negara lain melemah mata uangnya terhadap dolar lebih dalam daripada kita. Oleh karena itu, perlu ada kebijakan moneter yang perlu kita ambil," pungkasnya. (K-08)
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar