Jakarta-Pelaksanaan Universal Health Coverage (UHC) pada 2019 mendatang, BPJS Kesehatan terus meningkatkan mutu pelayanan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Salah satunya adalah memerhatikan performa fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama sebagai lini terdepan BPJS Kesehatan. Yaknk berdasarkan Kapitasi Berbasis Kompetensi Pelayanan (KBK).
Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan Maya Amiarny Rusady mengatakan di dalam penerapan KBK, terdapat model reward dan konsekuensi pemenuhan komitmen pelayanan. Apabila kinerjanya optimal, maka akan memeroleh tarif kapitasi maksimal.
Upaya peningkatan kepuasan peserta JKN-KIS, jelas Maya, bukan hanya dari segi kualitas saja tapi juga kuantitasnya. Pihaknya terus memerluas jaringan mitra kerja sama, agar semua peserta JKN-KIS memeroleh pelayanan kesehatan yang adil dan merata.
Oleh karena itu, diperlukan upaya dari seluruh pihak, untuk mengupayakan pemerataan persebaran tenaga medis dan faskes. Sehingga, peserta JKN-KIS di seluruh wilayah di Indonesia memeroleh pelayanan kesehatan yang memadai.
"Tak bisa dipungkiri, saat ini faskes masih terkonsentrasi di sejumlah titik yang padat penduduk. Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sementara di daerah perbatasan dan pedalaman, jumlahnya belum sesuai dengan kebutuhan," kata Maya dikutip dari rilis yang diterima kilas9.com.
Lebih lanjut Maya menjelaskan, hingga Maret 2018 ada 21.893 faskes tingkat pertama yang menjadi mitra BPJS Kesehatan. Dari angka itu, sebanyak 17.035 faskes tingkat pertama sudah resmi berkomitmen menerapkan KBK. Sisanya, secara bertahap akan berproses menerapkan skema tersebut. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar