Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

Yulianto: Ketoprak Germas Edukasi Warga Untuk Terbiasa Hidup Sehat

Dinas Kesehatan Jateng mengedukasi hidup sehat lewat media seni
buda ketoprak di TVRI Jateng, Jumat (5/10) malam. 
Semarang-Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah dr Yulianto Prabowo mengatakan pihaknya mengangkat seni budaya lokal, untuk mengedukasi masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. Yakni melalui seni budaya ketoprak. 

Menurutnya, media sosialisasi promosi kesehatan dilakukan dengan iklan di media cetak atau elektronik dan bahkan lewat spanduk-spanduk besar di pinggir jalan sudah biasa. Sehingga, perlu cara lain untuk mengedukasi masyarakat. 

Seni budaya ketoprak lewat dialognya, jelas Yulianto, dianggap bisa mengena langsung kepada masyarakat tentang promosi kesehatan. Sebab, masyarakat desa akan mudah menerima komunikasi yang disampaikan tentang upaya penurunan angka kematian ibu melahirkan dan bayi.

Oleh karena itu, jelas Yulianto, melalui kegiatan ketoprak yang bisa dilihat warga desa akan menumbuhkan kesadaran tentang arti pentingnya kesehatan bagi ibu hamil dan melahirkan. 

"Promosi kesehatan menggunakan seni budaya lokal Jawa Tengah berupa ketoprak ini, sangat bagus. Jadi, tujuan pertama selain promosi kesehatan juga nguri-uri budaya Jawa. Apalagi ketoprak ini sebenarnya seni yang bagus sekali. Kali ini lewat seni ketoprak, kita angkat judul Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng. Jadi, bagaimana kesehatan ibu dan anak lebih baik lagi," kata Yulianto, Jumat (5/10) malam.

Lebih lanjut Yulianto menjelaskan, untuk tema Ketoprak Germas yang diangkat tentang penurunan angka kematian ibu dipandang perlu dilakukan karena trennya setiap tahun terus menurun. Sepanjang 2017 kemarin, terjadi penurunan angka kematian ibu cukup drastis dibanding tahun sebelumnya. Yakni 88,58 persen per 100 ribu kelahiran hidup. 

Yulianto menjelaskan, penurunan angka kematian ibu di Jateng melampui target sustainable development goals (SDG's) sebanyak 90 persen per 100 ribu kelahiran hidup.

"Angka kematian ibu dan bayi di Jawa Tengah selalu menurun terus tiap tahun. Kita terakhir itu 88 per 100 ribu kelahiran hidup untuk angka kematian ibu. Saya kira, kalau dibandingkan dengan angka nasional jauh di bawah. Jadi, upaya untuk menurunkan angka kematian itu diperlukan penguatan pembiayaan. Kalau menurunkan angka kematian ibu melahirkan berdasarkan amanat undang-undang dari APBD minimal 10 persen," tandasnya. (K-08) 
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar