Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

Bappeda Jateng Minta Masyarakat Bijak Gunakan Air Untuk Cegah Krisis Air Bersih

Sujarwanto Dwiatmoko
Kepala Bappeda Jateng
Semarang-Air bersih menjadi salah satu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi masyarakat, karena merupakan sumber kehidupan. Namun, kondisi sekarang ini muncul tanda-tanda krisis air bersih di sejumlah wilayah.

Hanya saja, ketersediaan air bersih sekarang sudah menjadi barang mahal dan langka. Sehingga mulai banyak depot air isi ulang. Oleh karena itu, Bappeda Jawa Tengah meminta kepada masyarakat untuk bijak di dalam penggunaan air tanah maupun air permukaan. 

Kepala Bappeda Jateng Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan beberapa daerah di provinsi ini, terutama wilayah perkotaan dan pegunungan, mulai merasakan sulitnya mendapatkan air bersih. Parahnya lagi, musim kemarau dan hujan juga tidak bisa diprediksi panjang pendeknya.

Menurutnya, masyarakat perlu diedukasi di dalam penggunaan air. Baik air tanah maupun air permukaan.

Sujarwanto menjelaskan, di dalam mengatasi dan mencegah krisis air bersih di tengah masyarakat, pihaknya sudah mengeluarkan sejumlah perangkat peraturan. Termasuk, membatasi izin pembuatan sumur dalam bagi pelaku usaha atau rumah tangga. Sebab, jika tidak ada upaya pembatasan, dikhawatirkan terjadi penurunan muka tanah secara berlebihan.

"Bahwa analisis kita kajian lingkungan hidup strategis itu mengatakan, air hujan dan air permukaan kalau kita konsumsi dengan standar WHO sekian volume per orang itu tidak cukup. Maka, mau engga mau kita harus menggunakan dengan bijak betul. Harus ada dasar kebijakan penggunaan air tanah," kata Sujarwanto, Kamis (24/1).

Lebih lanjut Sujarwanto menjelaskan, pemprov juga sudah melakukan pemetakan terhadap sumber air dan pengelolaannya. Dari sumber-sumber air tersebut, diharapkan bisa memenuhi kebutuhan warga dan industri.

"Kami ada batasan klaster, dan wilayah yang tidak boleh dibor. Ini untuk mengantisipasi krisis air bersih di Jawa Tengah," tegasnya.

Oleh karenanya, lanjut Sujarwanto, masyarakat diminta untuk membuat biopori atau resapan air di halaman rumah guna meningkatkan ketersediaan air dalam tanah. Di samping itu, juga mulai menggalakkan gerakan menanam pohon dan reboisasi di lereng gunung yang tandus. 

"Pemerintah juga tidak tinggal diam. Kami juga menyediakan SPAM regional di sejumlah wilayah, untuk memenuhi kebutuhan air minum bagi warga. Misalnya SPAM Solo Raya untuk mencukupi wilayah Sragen, Sukoharjo, Wonogiri, Kota Solo dan Klaten. SPAM Kebumen-Purworejo, SPAM Pemalang, Pekalongan-Batang, dan SPAM Kota Semarang, Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga. Kemudian yang baru dibangun SPAM di Semarang bagian barat," pungkasnya. (K-08)
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar