Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

PAN Genjot Kader Bisa Raup Suara Double Digit di Pemilu 2019

Ketum PAN Zulkifli Hasan meminta kadernya terus bergerak meraih
simpati masyarakat untuk mendulang suara di Pemilu 2019.
Semarang-Hari pencoblosan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 tinggal 33 hari, dan seluruh partai politik (parpol) terus berlomba untuk meraih simpati dari masyarakat. Tidak terkecuali Partai Amanat Nasional (PAN) yang disampaikan ketua umumnya, Zulkifli Hasan saat memberikan pidato kerakyatan dalam Forum Pikiran, Akal dan Nalar di Semarang, Rabu (13/3).

Ketum PAN Zulkifli Hasan mengatakan dari hasil survei yang dilakukan Pollmark Indonesia, menempatkan partai berlambang matahari terbit itu berada di urutan keenam. Posisi PAN berada satu tingkat di bawah Partai Demokrat yang meraih 6,9 persen dan PAN hanya 5,9 persen.

Menurutnya, survei itu dilakukan di 73 daerah pemilihan (dapil) di seluruh Indonesia dengan responden kurang lebih 35 ribu orang.

Zulhas, sapaan akrabnya menjelaskan, dengan sisa waktu yang ada ini diharapkan para kader dari tingkat pusat hingga ranting bisa terus bergerak merangkul masyarakat. Sehingga, dari hasil survei yang dilakukan sekarang ini bisa berubah dan naik ke peringkat berikutnya. 

"Diharap para kader PAN di mana pun berada, kita masih berpeluang dalam double digit. PAN itu surveinya selalu positif margin error ke atas. Di survei, kami 5,9 persen dan margin error empat persen, maka kami bisa capai sembilan persen. Biasanya, partai lain ke bawah tapi kita ke atas. Ini masih ada peluang dan 33 hari yang menentukan. Semua bisa terjadi. Kami meminta kader untuk terus bergerak siang dan malam," kata Zulhas.

Lebih lanjut Zulhas juga meminta kepada masyarakat Indonesia untuk cerdas memilih di Pemilu 2019. Sebab, pesta demokrasi tidak hanya sehari saja tapi dirasakan hingga lima tahun ke depan. 

"Jangan sampai pemilu jadi politik transaksional. Milih karena uang dan sembako atau karena sarung," pungkasnya. (K-08)
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar