Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

PP Properti Belum Ada Niat Mengembangkan Rumah Murah di Semarang

Pengunjung Mal Ciputra melintas di pameran perumahan yang diada-
kan Property Expo Semarang lama ini.
Semarang-Harga rumah terus mengalami kenaikan, dan membuat masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) susah untuk menjangkaunya. Pada tahun kemarin, harga rumah subsidi sebesar Rp130 juta per unit dan tahun ini naik menjadi Rp137 juta per unitnya. Padahal, kebutuhan akan rumah terus meningkat, terutama rumah bersubsidi untuk MBR.

Project Director PP Properti Siswadi Djamaludin mengatakan meski pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2016 tentang Pembangunan Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah, namun untuk di Kota Semarang pihaknya belum ada rencananya untuk membuat rumah bersubsidi. Pihaknya masih berkonsentrasi membangun hunian vertikal atau apartemen, yang berada di wilayah selatan dan barat Kota Semarang.

Menurutnya, PP Properti belum menyasar segmen rumah subsidi di wilayah Semarang dan sekitarnya karena masih dalam kajian.

Siswadi menjelaskan, untuk segmen rumah bersubsidi yang dibangun PP Properti masih terkonsentrasi di wilayah Jabodetabek dan Surabaya. Sebab, wilayah-wilayah tersebut paling banyak kawasan industri dan pekerjanya juga membutuhkan tempat tinggal yang dekat dengan industri. 

"Kota Semarang ini sedang dalam proses, karena yang diutamakan adalah kota-kota besar. Misalkan di Jakarta, Surabaya dan Bogor serta diprioritaskan untuk MBR murni. Kalau Semarang nanti kita kaji dan koordinasi dengan Pemkot Semarang, kalau ada lahan yang bisa dikembangkan dan memang dibutuhkan. Karena biasanya, di daerah padat karya atau daerah industri," kata Siswadi belum lama ini.

Lebih lanjut Siswadi menjelaskan, apabila perusahaan akan melirik segmen perumahan subsidi, maka lebih mengarah ke wilayah Kabupaten Kendal yang berdekatan dengan Kawasan Industri Kendal (KIK).

Sementara, Wakil Ketua Bidang Promosi, Humas dan Publikasi DPD Real Estat Indonesia (REI) Jawa Tengah Dibya Hidayat menjelaskan, harga tanah merupakan faktor penentu yang memengaruhi kenaikan harga rumah. Sehingga, untuk membangun rumah subsidi dengan harga Rp137 juta per unitnya, harga tanah maksimal Rp250 ribu per meter perseginya.

"Yang masih memungkinkan mengembangkan rumah subsidi itu di Kabupaten Demak, Kalau Kabupaten Semarang dan Kendal mungkin agak susah karena ada tol. Jadi, harga tanahnya ikut terpengaruh," ujar Dibya.

Dibya menyebutkan, pada tahun ini pihaknya menargetkan pembangunan rumah sebanyak 10 ribu unit dn 60 persennya dialokasikan untuk MBR atau rumah subsidi. Saat ini, angka backlog di Jateng sekira 700 ribu unit rumah dan terus bertambah seiring munculnya keluarga baru. (K-08)
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar