Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

Menengok Sejarah Masjid Jami Pekojan Semarang di Bulan Ramadan

Gerbang Masjid Jami Pekojan Semarang dengan menara setinggi 18
meter siap menyambut pengunjung.
Semarang-Setiap datang bulan suci Ramadan, tidak ada salahnya mengunjungi sejumlah masjid tua yang ada di Kota Semarang. Salah satunya adalah Masjid Jami Pekojan yang ada di Jalan Petolongan, Kelurahan Purwodinatan, Semarang Tengah dan masih satu kompleks dengan kawasan Pecinan.

Konon, masjid yang berdiri di atas tanah wakaf pemberian saudagar dari Gujarat India bernama Muhammad Azhari Akwan itu sudah berusia sekira 150 tahun. Memasuki masjid akan disambut dengan menara kokoh setinggi 18 meter, dan ornamen masjid kental bernuasan khas Pakistan dan India.

Ketua Takmir Masjid Jami Pekojan, Ali Baharun mengatakan pada awalnya bangunan masjid hanya seluas 16 meter persegi dan dikelilingi makam. Namun, setelah mengalami perluasan dan renovasi, sekarang luasan masjid dan lingkungannya menjadi 3.300 lebih meter persegi.

Menurutnya, pada masa bulan Ramadan ini masjid selalu ramai dikunjungi orang dari berbagai daerah. Setiap masuk waktu salat, jamaahnya selalu ramai hingga menjelang salat tarawih.

Sejumlah orang sedang beribadah di dalam Masjid Jami Pekojan.
Keistimewaan lainnya, jelas Ali, setiap menjelang waktu berbuka puasa selalu tersaji bubur India yang dibagikan secara gratis kepada masyarakat. Sehingga, momentum waktu berbuka puasa selalu dinantikan masyarakat Kota Semarang dan sekitarnya.

"Di sini kan masjid yang sering dikunjungi masyarakat, bahkan ada yang datang dari India dan Timur Tengah. Konon, masjid ini dibangun orang-orang yang datang dari Gujarat saat singgah di Semarang," kata Ali saat ditemui menjelang salat Duhur, Sabtu (11/5).

Lebih lanjut Ali menjelaskan, Masjid Jami Pekojan yang telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya sejak 4 Februari 1992 itu sampai saat ini masih terjaga keaslian bangunan utamanya.

Bahkan, beberapa peninggalan di dalam masjid juga masih bisa ditemui. Misalnya tongkat panjang berkepala burung dan di dalamnya terdapat pisau panjang. Tongkat itu, dulunya digunakan untuk melawan penjajah. 
"Yang masih dipertahankan adalah serambi masjid hingga ke dalam. Mimbar juga masih asli, serta tempat imam juga sama bentuknya sejak pertama. Terus ada pohon bidara yang didatangkan asli dari Timur Tengah," jelas Ali.

Keistimewaan lainnya yang ada di Masjid Jami Pekojan adalah adanya makam seorang perempuan yang dipercaya sebagai keturunan Rasulullah SAW, yaitu Syarifah Fatimah. Semasa hidupnya, Syarifah dikenal mempunyai kemampuan menyembuhkan bermacam penyakit.

Selain itu, di samping masjid juga tumbuh pohon Bidara yang diyakini dibawa langsung dari Timur Tengah dan mempunyai khaisat sebagai obat. (K-08)
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar