Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

Pemprov Jateng Sambungkan Jaringan Air Bersih Dari Mata Air Gunung Slamet ke Warga Karangreja

Gubernur Ganjar Pranowo mencoba jaringan air bersih yang disalurkan
ke rumah warga di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten
Purbalingga, kemarin.
Semarang-Puluhan tahun warga Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga kesulitan mendapatkan air bersih. Bahkan, untuk mendapatkan pasokan air bersih warga harus berjalan kaki sejauh 18 kilometer.

Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan dengan selesainya pembangunan jaringan air bersih di Desa Kutabawa, maka mengakhiri juga kesulitan warga mendapatkan air bersih di saat musim kemarau. Air bersih yang dimanfaatkan warga itu, diambil dari mata air Gunung Slamet.

Menurutnya, pembangunan jaringan air itu dimulai pada 2017 ketika mendapat laporan dari warga yang selalu kesulitan air bersih.

Ganjar menjelaskan, pembangunan jaringan air bersih itu diharapkan bisa dimanfaatkan masyarakat sebaik-baiknya.

"Ini sebenarnya di Purbalingga butuh air bersih sudah lama, dari dulu tidak pernah bisa dapat. Pada saat kunjungan kerja saya beberapa waktu itu, masyarakat meminta air bersih, karena jaraknya cukup jauh 18 kilometer. Dengan naik turun dan sumbernya di Gunung Slamet yang ada di Banyumas, maka pada saat ini diprogramkan dengan baik. Alhamdulillah, sudah jadi. Akhirnya, masyarakat bisa mendapatkan air. Pak kades dan pengelola bisa mengatur, agar masyarakat bisa mendapatkan air bersih melalui jaringan air," kata Ganjar, Minggu (14/7).

Sementara, salah satu warga, Riyoto mengaku senang dengan adanya jaringan air bersih di desanya. Dirinya mengaku sejak kecil sampai berusia lanjut, harus berjalan kaki ke lereng Gunung Slamet. Karena, air bersih menjadi barang langka bagi warga di desanya.

"Desa kami jauh dari sumber mata air. Di sini tidak ada sumber mata air. Sejak zaman nenek moyang dulu selalu kekeringan," kenang Riyoto.

Bagi warga yang mampu ekonominya, lanjut Riyoto, membeli air bersih Rp2000 per jerikennya. Air bersih itu digunakan untuk makan dan minum, dan sebagian untuk keperluan mandi. (K-08)
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar