Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

Pemprov Sebut Daerah Timur di Jateng Paling Sedikit Curah Hujannya

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Sumber Daya Air dan Penataan Ruang
Jateng Eko Yunanto (kiri) menjelaskan peta kekeringan di sejumlah
kabupaten.
Semarang-Jawa Tengah ada beberapa daerah yang langganan kekeringan, setiap memasuki musim kemarau. Di antaranya Kabupaten Wonogiri, Rembang dan Grobogan. 

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Jateng Eko Yunanto mengatakan setiap memasuki musim kemarau, daerah-daerah langganan ini selalu mengalami kekeringan. Sehingga, warganya kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.

Menurutnya, rerata curah hujan di wilayah Jateng tidak lebih dari 70 milimeter. Kecuali daerah Baturaden di Banyumas, yang paling tinggi curah hujannya.

Yunanto menjelaskan, karena curah hujan yang tidak sama di sejumlah wilayah di Jateng itu menyebabkan ketidakseimbangan tampungan air di saat musim kemarau. Ditambah lagi, beberapa tahun ke belakang juga sedang terjadi perubahan iklim secara global. 

"Curah hujan kita paling tinggi adalah di sekitar Baturaden. Jadi, karakteristiknya kalau hujan lebih duluan sana dan kalau tidak hujan juga terakhir di sana. Kalau yang kurang beruntung ada di wilayah timur itu di Kabupaten Grobogan, Rembang dan Blora. Daerah itu memang hujan tahunannya relatif kecil dibanding lainnya. Variasinya adalah 750 milimeter sampai 2.500 milimeter per tahun," kata Yunanto di sela diskusi mengenai "Ayo Panen Air" di Hotel Noormans Semarang, Rabu (17/7).

Yunanto lebih lanjut menjelaskan, dengan curah hujan yang tidak merata di 35 kabupaten/kota di Jateng, maka perlu adanya upaya penanggulangannya. Terutama, untuk mengatasi kekeringan di masa kemarau.

Menurutnya, upaya pembuatan embung dan waduk di wilayah Jateng sudah dilakukan untuk menangkap dan menampung air hujan.

"Ada beberapa waduk yang sudah selesai dibuat tahun kemarin, misal Logung di Kudus. Tahun ini yang on progress ada di Karanganyar. Waduk dalam skala besar dan embung dalam skala kecil ini diperlukan, untuk menampung air hujan dan bisa digunakan di musim kemarau," jelasnya.

Dirinya juga berharap, masyarakat Jateng bisa memanfaatkan air hujan dengan membuat penampungan air di sekitar rumahnya. Sehingga, ketika masuk musim kemarau tidak kesulitan mendapatkan air. (K-08)
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar