Sosok Gus Sholah di Mata Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah

Semarang-Bangsa Indonesia sedang berduka, karena KH Sholahudin Wahid atau Gus Sholah menghembuskan nafas terakhir pada Minggu (2/2) kemarin malam di Jakarta. Cucu dari Hadrotus Syech KH Hasyim Asy'ari itu dimakamkan di kompleks Ponpes Tebu Ireng Jombang, Jawa Timur, Senin (3/1).

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mempunyai kenangan menarik dari sosok Gus Sholah, adik dari KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu. Kenangan unik yang membekas itu, pernah satu forum menjadi komentator pertandingan sepak bola.

Menurutnya, Gus Sholah waktu itu bukan hanya menyampaikan prediksi dan ulasan pertandingan tetapi juga mengaitkan sepak bola dengan kehidupan kemasyarakatan di Tanah Air.

Ganjar menjelaskan, dari ulasan Gus Sholah itu dirinya mendapat pemahaman tentang menyatunya masyarakat Indonesia lewat sesuatu yang mereka cintai. Yakni, lewat pertandingan sepak bola.

"Teringat betul waktu itu sekitar jam satu dini hari, live event nonton bola dan kemudian beliau di Jombang dan saya di Jakarta. Terus kita ngobrol tentang bola waktu itu, sehingga beliau ini seorang kiai yang tidak hanya paham tentang ilmu agama tapi juga paham betul soal apa yang terjadi di masyarakat. Juga soal olahraga. Pada saat kita berbincang dengan Gus Sholah waktu itu, saya belajar betul bagaimana beliau mengayomi dan membikin seneng banyak orang," kata Ganjar, Senin (3/2).

Ganjar lebih lanjut menjelaskan, Gus Sholah meskipun seorang kiai tetapi laku kemasyarakatan dan kebangsaannya sangat luar biasa. "Saya bola tidak begitu paham, tapi ketika ngobrol dengan Gus Sholah saya belajar betul tentang sifat mengayomi dari beliau," ujarnya.

Ganjar menyatakan, seluruh keluarga dari pendiri Nahdlatul Ulama hingga anak cucunya tidak hanya dikenal ahli ilmu agama tapi juga pandai ilmu eksak dan teknologi. Karena kemampuan itu, tidak jarang keluarga dari Mbah Hasyim berpenampilan layaknya orang bisa dengan melepas atribut kesantrian dan kekiaiannya.

"Mas Ipang (Irfan Wahid, putra Gus Sholah), kalau kita tidak kenal pasti tidak mengira kalau itu putra kiai. Keluarga santri, ternyata anak cucunya bisa bergerak di dunia yang jauh modern," pungkasnya. (K-08)