 |
| Gubernur Ganjar Pranowo menunjukkan karikatur di acara Panggung Kahanan di Puri Gedeh, kemarin. |
Semarang-Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kembali menegaskan, bahwa pelaksanaan salat Idul Fitri dilaksanakan di rumah saja tidak usah ke masjid atau lapangan. Hal itu bertujuan, untuk memutus rantai penularan COVID-19 di tengah masyarakat.
Ganjar menjelaskan, seluruh bupati/wali kota se-Jateng harus satu suara untuk melarang warganya melaksanakan salat Idul Fitri di masjid atau lapangan di tengah wabah virus Korona masih menyebar.
Menurutnya, ada beberapa bupati/wali kota di Jateng yang mengambil kebijakan untuk menggelar salat id secara masal hendaknya ditinjau ulang. Apalagi, sekarang ini masih terjadi warga yang nekat pulang kampung dari daerah zona merah COVID-19.
"Kita harus melakukan konsolidasi nasional, agar seluruh keputusannya bisa sama. Memang ada pertimbangan-pertimbangan yang diberikan para bupati/wali kota, untuk mengambil tindakan semacam membolehkan. Tapi sebenarnya, syaratnya itu sangat ketat jika daerah itu bisa dikendalikan dan warnanya hijau kira-kira. Nah problemnya adalah kalau kemudian kita menemukan seseorang OTG, maka ini kita tidak bisa tahu. Sampai hari ini saja masih banyak yang nekat mudik," kata Ganjar, Jumat (22/5).
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, pemerintah melalui Kementerian Agama dan juga Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah memberikan petunjuk tentang tata cara salat Idul Fitri di rumah. Mulai dari bacaan salatnya, hingga naskah khotbah juga disiapkan dengan tidak mengurangi syarat rukun pelaksanaan salat Id.
"Kalau itu dilakukan bersama keluarga inti, maka kepala keluarga atau putranya yang sudah dewasa menjadi imam sekaligus khotibnya. Naskah khotbah juga sudah disiapkan lebih singkat," pungkasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar