Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

Pangandaran Diguncang Gempa 5,9 SR

          Semarang-Gempa dengan kekuatan 5,9 Skala Richter (SR) terjadi di Samudera Hindia Selatan Jawa, Minggu (25/10) pukul 07.56.47 WIB. Episenter gempa terletak pada koordinat 8,2 LS dan 107,86 BT, atau tepatnya di laut pada jarak 88 kilometer arah barat daya Pangandaran, Jawa Barat dengan kedalaman 62 kilometer. 

      Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmad Triyono dalam rilis mengatakan dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault).

             Rahmat menjelaskan dampak dari gempa bumi itu dirasakan di daerah Sukabumi, Tasikmalaya, Pangandaran III-IV MMI, Kuningan, Garut dan Cilacap III MMI. Selain itu getaran juga dirasakan sampai di Kabupaten Bandung, Kebumen, Kutoarjo, Banyumas, Banjarnegara, Kulonprogo, Bantul, Gunung Kidul dan Yogyakarta II-III MMI.

              Menurutnya, dampak gempa juga dirasakan nyata dalam rumah di Kota Bandung dan Tegal II MMI.

              "Getaran dirasakan oleh beberapa orang, dengan skala yang berbeda tergantung dari jarak pusat gempa. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan, yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Rahmat.

              Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, sampai saat ini juga belum ada laporan gempa bumi susulan. Hal itu ditunjukkan dari hasil monitoring BMKG tentang adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). 

               "Kepada masyarakat, kami imbau tetap tenang dan tidak terpengaruh isu-isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG, yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," pungkasnya. (K-08)
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar