Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

BPBD: Jumlah Pengungsi Merapi Terus Bertambah

BPBD Kabupaten Magelang menata posko pengungsian dengan 
ruang bersekat guna mencegah penularan COVID-19.
        Semarang-Pelaksana tugas Kalahar BPBD Jawa Tengah Safrudin terus memberikan laporan, terkait adanya peningkatan jumlah pengungsi Merapi. Terutama, yang berada di sekitar desa atau dusun terdekat dengan puncak Merapi.

        Safrudin menjelaskan, warga yang sudah berada di titik-titik pengungsian itu rerata merupakan kelompok rentan. Mulai dari lansia, ibu hamil, balita dan anak-anak.

            "Ada sekitar 961 pengungsi, yang 175 orang ada di Kabupaten Klaten dan sisanya ada di Kabupaten Magelang. Hari ini juga ada yang ngungsi dari Desa Tlogomulyo di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali," kata Safrudin, Senin (9/11).

        Lebih lanjut Safrudin menjelaskan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Jateng berkaitan dengan penyiapan posko pengungsian yang sesuai dengan protokol kesehatan. Termasuk, melakukan screening melalui Rapid Test terhadap para pengungsi Merapi.

Pengungsi Reaktif

        Sementara Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengaku belum mendapat laporan, berkaitan dengan hasil tes usap yang dilakukan terhadap pengungsi Merapi di Kabupaten Magelang. 

            Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan pihaknya sampai saat ini, belum menerima hasil laporan dari tes usap yang dilakukan terhadap para pengungsi di Kabupaten Magelang. Karena, laporan sementara ada warga pengungsi usai menjalani Rapid Test dinyatakan reaktif. 

        Yulianto menjelaskan, Rapid Test merupakan kebijakan standar yang diterapkan kepada ratusan pengungsi Merapi di Kabupaten Magelang. Terutama kepada semua kelompok rentan yang meliputi lansia, ibu hamil risiko tinggi dan penderita penyakit tidak menular.

    "Jadi semua yang reaktif, kita lakukan PCR untuk memastikan apakah dia sedang aktif terinfeksi atau enggak. Karena Rapid Test ini kan untuk mengukur antibodi. Jadi, ada banyak kemungkinan tidak terinfeksi atau sudah pernah terinfeksi virus lain yang bisa menimbulkan reaktif," kata Yulianto, Senin (9/11).

    Lebih lanjut Yulianto menjelaskan, apabila hasil tes usap menyatakan positif terinfeksi COVID-19 maka akan dirawat di rumah sakit rujukan. Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang telah melakukan sejumlah antisipasi, berkaitan dengan penyiapan tempat karantina atau isolasi. (K-08)
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar