Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

Ini Penyebab Kalau di Jawa Saat Malam Hingga Pagi Terasa Lebih Dingin

    Semarang-Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal mengatakan saat ini di Pulau Jawa khususnya, terjadi perubahan tekanan udara di waktu malam hingga pagi ini. Sehingga, udara di malam hari hingga pagi hari terasa lebih dingin.

    Herizal menjelaskan, fenomena suhu udara dingin sebetulnya merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau (Juli - September). Saat ini, wilayah Pulau Jawa hingga NTT menuju periode puncak musim kemarau. Periode ini ditandai dengan pergerakan angin dari arah timur, yang berasal dari Benua Australia.

    Menurutnya, saat ini wilayah Australia berada dalam periode musim dingin. Dengan adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia, menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia. Yakni, Monsoon Dingin Australia. 

    "Angin monsun Australia yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudera Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin, sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa (Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara) terasa juga lebih dingin. Selain dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara turut berpengaruh ke suhu yang dingin di malam hari. Sebab, tidak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer," kata Herizal.

    Lebih lanjut Herizal menjelaskan, langit yang cenderung bersih awannya (clear sky) akan menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang langsung dilepas ke atmosfer luar. Sehingga, membuat udara dekat permukaan terasa lebih dingin pada malam hingga pagi hari. 

    "Fenomena ini merupakan hal yang biasa terjadi tiap tahun. Bahkan, hal ini pula yang nanti dapat menyebabkan beberapa tempat seperti di Dieng dan dataran tinggi atau wilayah pegunungan lainnya berpotensi terjadi embun es (embun upas) yang dikira salju oleh sebagian orang," pungkasnya. (K-08)
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar