Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

Dishub: Masyakat Silakan Pakai Angkutan Masal Untuk Urai Kemacetan

Kepala Organda Kota Semarang Wasi Darono (paling kiri)
bersama Kepala Dishub Kota Semarang M. Khadik diskusi
mengenai penataan transportasi di Kota Semarang. 
Semarang, Kemacetan lalu lintas di sejumlah ruas jalan di Kota Semarang, mulai dikeluhkan masyarakat. Sebagian besar masyarakat menyalahkan aturan baru dari Dinas Perhubungan Kota Semarang, yang menerapkan sistem satu arah (SSA) di beberapa ruas jalan. Akibatnya, ruas jalan lain terkena imbasnya dan berujung kemacetan lalu lintas.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang Muhammad Khadik mengatakan persoalan lalu lintas, memang tidak bisa dibebankan kepada jajarannnya atau kepolisian saja. Sebab, banyak hal yang melingkupi penanganan lalu lintas.

Menurutnya, untuk bisa mengatasi persoalan kemacetan di Kota Semarang dibutuhkan peran serta dari masyarakat selaku pengguna jalan.

Pemkot, jelas Khadik, sudah berupaya untuk bisa mengurai dan mengatasi kemacetan yang dikeluhkan masyarakat Kota Semarang. Salah satunya dengan pengembangan transportasi umum atau bus rapid transit (BRT), serta angkutan umum masal lainnya yang terintegrasi.

"Kami imbau kepada masyarakat untuk ikut mengurangi kemacetan jalan dengan menggunakan angkutan masaal. Kita mohon dukungan dari masyarakat Semarang, untuk bisa membantu kelancaran lalu lintas di kota ini. Kami bersama jajaran kepolisian sudah menginventarisir potensi kemacetan di Kota Semarang," kata Khadik usai menjadi pembicara dalam diskusi "Menata Transportasi Kota" di Hotel Semesta Semarang, Senin (27/11).

Lebih lanjut Khadik menjelaskan, khusus untuk pengelolaan transportasi masal di Kota Semarang sudah mendapat pengakuan dari pemerintah pusat karena dinilai berhasil. Sebab, pemkot bisa mengintegrasikan angkutan masal dengan angkutan lainnya. Misalnya penyediaan shelter di bandara, stasiun, terminal dan pelabuhan.

"Penumpang BRT per harinya mencapai 26 ribu orang dan setahun delapan juta penumpang," ujarnya.

Saat ini, jelas Khadik, yang sedang ditata adalah soal perparkiran di Kota Semarang. Sebab, beberapa ruas jalan yang menjadi penyebab kemacetan adalah mengenai lahan parkir. (K-08)
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar