![]() |
Sasongko Tedjo (dua dari kiri) saat menjadi pembicara diskusi tentang tantang media sosial di era post truth di Hotel Quest Semarang, belum lama ini. |
Semarang-PWI pusat membentuk komunitas pers melalui Jaringan Wartawan Anti Hoax (Jawarah), untuk menanggulangi atau menangkal isu-isu hoax selama pelaksanaan Pemilu 2019.
Pengurus PWI pusat Sasongko Tedjo dalam sebuah diskusi yang digelar Polda Jawa Tengah belum lama ini mengatakan banyaknya informasi yang tersebar melalui media sosial (medsos), hampir mirip dengan tsunami informasi. Sebab, masyarakat dengan mudah mendapatkan informasi atau berita lewat jejaring medsos tanpa melalui penyaringan atau filter.
Menurutnya, bebasnya informasi yang tersebar di medsos itu membuat masyarakat kesulitan membedakan berita dari sumber tepercaya atau tidak.
Oleh karena itu, jelas Sasangko, PWI membentuk Jawarah guna menangkal informasi hoax.
"Jadi, PWI sudah membentuk Jawrah. Jaringan Wartawan Anti Hoax. Itu upaya untuk melakukan penangkalan hoax. Tetapi yang lebih riil lagi, kita ingin memerkuat media-media mainstream sebagai rujukan atas perkembangan yang terjadi di masyarakat. Di saat tsunami informasi sekarang di media sosial, saatnya media mainstream kembali pada kodratnya," kata Sasongko.
Lebih lanjut mantan wartawan koran di Jateng itu menjelaskan, Jawarah juga berfungsi untuk menguatkan media massa nasional, terutama media mainstream kembali sebagai media yang dijadikan rujukan bagi masyarakat pencari informasi.
"Kalau di media mainstream tidak ada info yang tersebar di medsos, maka informasi itu patut dipertanyakan kebenarannya. Kita tidak ingin menjadi media penyebar hoax," jelas Sasongko.
Diketahui, Jawarah menjalin kemitraan dengan para pakar dan ahli di bidang teknologi informasi yang bisa memverifikasi informasi hoax atau bukan. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar