Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

Apindo Jateng Sebut Tiga Pengusaha Bakal Terpukul Dampak COVID-19

Semarang-Ketua Apindo Jawa Tengah Frans Kongi mengatakan wabah COVID-19 sudah menyebar ke sejumlah negara di dunia, dan jumlahnya terus bertambah dari hari ke hari. Penyebaran COVID-19 ini, diperkirakan akan memukul perekonomian dalam negeri jika tidak disiapkan langkah-langkah antisipasinya.

Frans menyebutkan, setidaknya ada tiga perusahaan yang bakal merasakan dampak dari penyebaran COVID-19 dari Wuhan, Tiongkok itu. Yakni perusahaan farmasi, tekstil atau garmen dan mebel.

"Pasti ada dampaklah, ya. Tapi saya pikir, tidak terlalu lama. Ya ini ada soal juga untuk bahan baku, bagi pengusaha di Jawa Tengah. Kita di Jawa Tengah iru pengusahanya ya farmasi masih harus impor bahan baku dari Cina. Terus ada juga tekstil di saana bahan baku masih impor, dan juga industri mebel atau baja," kata Frans, Senin (2/3).

Sementara, Pemprov Jateng akan menjembatani para pengusaha di provinsi ini agar tidak terganggu proses produksinya. Terutama, untuk bisa mendapatkan bahan baku pengganti dari Tiongkok.

Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kadin dan Apindo Jateng terkait dampak dari penyebaran COVID-19 bagi usahanya.

"Terkait dengan penyediaan bahan baku, kita akan mencari negara-negara yang bisa memberikan bahan baku sebagai pengganti bahan baku yang sebagian besar industrinya dari Cina. Beberapa industri saya minta dari Kadin dan Apindo, untuk menyampaikan kesulitannya," ujar Ganjar.

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, untuk industri tekstil yang bahan baku kapasnya masih impor dari Tiongkok akan dicarikan substitusi dari rayon. Sebab, ada perusahaan rayon dalam negeri dan akan disambungkan dengan pengusaha tekstil dari Jateng.

BPS Jateng Belum Bisa Hitung Dampak COVID-19

Sentot Bangun Widoyono
Kepala BPS Jateng
Kepala BPS Jateng Sentot Bangun Widoyono menyatakan, impor barang-barang yang dilakukan pengusaha di provinsi ini masih didominasi mesin-mesin atau pesawat mekanik dan mesin atau peralatan listrik. Kemudian disusul kapas dan serat stafel buatan, serta plastik dan barang dari plastik.

Sentot menjelaskan, khusus untuk kebijakan larangan impor yang diberlakukan pada awal Februari 2020 kemarin belum bisa diketahui pergerakannya. Sebab, perhitungan pergerakan atau aktivitas ekspor dan impor dalam negeri berdasarkan bulan berjalan sebelumnya.

"Kami kan baru bisa mengekspos data per Januari 2020. Jadi, ketika larangan itu di awal Februari kita masih belum bisa menunjukkan dampak dari pelarangan ekspor dan impor. Sebenarnya, yang dilarang itu tidak semua komoditas. Mudah-mudahan komoditas-komoditas seperti bahan baku dan penolong itu, masih diizinkan masuk. Karena tidak mudah juga ketika kita mengalihkan atau mencari sumber barang baru, tidak sedemikian gampang," ujar Sentot.

Lebih lanjut Sentot menjelaskan, dampak dari pelarangan barang impor yang berasal dari Tiongkok itu biasanya akan memengaruhi laju inflasi dalam negeri. Karena, hal itu juga berkaitan dengan barang-barang produksi yang bahan bakunya masih impor dari Tiongkok.

"Bicara televisi misalnya, itu kan ada layarnya. Ternyata, komponen layar televisi itu masih impor dari Cina," pungkasnya.(K-08)
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar