Grand Maerokoco Tutup Karena Korona, Pendapatan Turun Drastis

Direktur PT PRPP Titah Listyorini menjelaskan dampak penutupan di
Grand Maerokoco karena imbas pandemi Korona.

Semarang-Direktur PT PRPP Titah Listyorini mengatakan dampak dari penyebaran wabah virus Korona, berimbas pada menurunnya pendapatan obyek wisata Grand Maerokoco Semarang. Penurunan pendapatan pada Maret 2020 ini, dirasakan hingga 70 persen lebih karena tidak ada kunjungan wisatawan.

Titah menjelaskan, pihaknya juga mematuhi imbauan dari pemerintah terkait dengan wabah virus Korona. Sebagian besar karyawan di PRPP maupun Grand Maerokoco, juga diminta bekerja dari rumah.

Menurut Titah, meskipun ditutup sementara masih ada satu atau dua pengunjung yang reservasi sebelumnya tetap datang. Yakni, pasangan yang menggelar poto prewedding.

Namun, pihaknya tetap memberlakukan protokol kesehatan dengan memeriksa suhu tubuh dan menyediakan cairan antiseptik.

"Jadi, kami memang menutup destinasi wisata kami sampai 5 April. Dampaknya ya semuanya turun pendapatannya. Penutupan ini justru kami gunakan untuk perbaikan internal, misal coating tracking dan pembenahan wahana permainan. Karpet di miniatur Masjid Agung Demak juga digulung dan dibersihkan. Yang jelas, kami mengurangi jumlah tenaga kerja sementara," kata Titah, Senin (30/3).

Lebih lanjut Titah menjelaskan, sebenarnya pada Maret 2020 ini pihaknya ditargetkan pendapatan bisa tercapai Rp600 juta. Asumsinya, jumlah pengunjung bisa mencapai 40 ribu orang dan masih ditambah kegiatan persewaan di PRPP. (K-08)