 |
| Gubernur Ganjar Pranowo menunjukkan produk fesyen buatan UMKM Jateng. |
Semarang-Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah Ema Rachmawati mengatakan pihaknya terus mendorong setiap kabupaten/kota, bisa memiliki produk fesyen yang diunggulkan. Sehingga, produk unggulan tidak hanya berupa kain saja tetapi sudah berbentuk baju.
Ema menjelaskan, sebenarnya Jateng masih kurang produk fesyen. Hanya beberapa kabupaten/kota saja yang sudah memiliki produk fesyen. Data yang ada menyebutkan, baru 110 pelaku UMKM di Jateng yang menggeluti produk fesyen.
Menurutnya, produk fesyen yang sudah dikenal masyarakat berasal dari Kota Semarang dan Surakarta serta Kota Pekalongan.
"Kita ingin mengenalkan produk fesyen Jawa Tengah. Karena setahu kita, hanya Pekalongan dan Semarang serta Solo. Tapi ternyata, di setiap daerah di Jawa Tengah itu kain banyak. Hanya tinggal kualitasnya saja yang perlu diperbaiki. Selain itu, mendorong kepada kabupaten/kota yang punya kain tapi belum tentu punya produk baju. Ayo mulai sekarang kita bangun fesyen Jawa Tengah, mulai dari batik dan lurik serta tenun," kata Ema, kemarin.
Lebih lanjut Ema menjelaskan, sebenarnya di setiap kabupaten/kota di Jateng sudah memiliki kain khas masing-masing. Misalnya kain batik, lurik maupun tenun. Namun, yang sudah berbentuk baju atau fesyen belum banyak. Padahal di masa pandemi ini, pasar fesyen masih terus terbuka lebar.
"Kami terus menggenjot gelaran event untuk memantik minat dari kabupaten/kota, untuk bisa membuat produk fesyen. Salah satunya lewat UKM Virtual Expo, dengan tema "Yes U Can! Ojo Sambat Ojo Kendo. Lewat event seperti inilah, diharapkan nanti bisa muncul produk-produk fesyen dari kabupaten/kota di Jawa Tengah," pungkasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar