Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

Ganjar: RSJ Amino Gondohutomo Dikonversi Jadi RS Penanganan COVID-19

Gubenrur Ganjar Pranowo melihat tenda yang digunakan
sebagai tempat tunggu pasien COVID-19 tanpa gejala
di RSJ Amino Gondohutomo, kemarin.

    Semarang-Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan penambahan yang dilakukan di RSJ Amino Gondohutomo, tidak hanya tempat tidur isolasi saja tetapi juga ruang ICU. Hal itu sebagai upaya, untuk mengantisipasi terjadi penambahan kasus COVID-19. Pernyataan itu dikatakannya saat melihat kesiapan RSJ Amino Gondohutomo dalam menerima pasien COVID-19, kemarin.

    Ganjar menjelaskan, tempat tidur ICU di RSJ Amino Gondohutomo saat ini berjumlah empat unit dan diminta ditambah empat tempat tidur lagi. Tujuannya, agar penanganan pasien COVID-19 bisa lebih cepat dan optimal.

    "Rumah Sakit Jiwa Amino Gondo kita konversi. Jadi yang penyakit jiwanya digeser, terus kemudian satu blok dipakai untuk penanganan COVID-19. Nah sekarang kita lagi nyiapin ditel-ditelnya termasuk tempat tidurnya untuk ICU," kata Ganjar.

    Lebih lanjut Ganjar menyebutkan, terobosan yang dilakukan dengan mengoptimalkan rumah sakit milik pemprov akan semakin cepat dalam penanganan COVID-19. Sebab, rencana-rencana darurat harus dipersiapkan sejak awal.

    Direktur RSJ Amino Gondohutomo Alek Jusran menambahkan, saat ini pasien positif COVID-19 yang dirawat di tempatnya ada 60 pasien dan berasal dari beberapa daerah di sekitar Kota Semarang. 

    Menurutnya, RSJ Amino Gondohutomo pada dasarnya sudah siap jika rumah sakit dikonversi menjadi tempat penanganan pasien COVID-19.

    Alek menjelaskan, saat ini pihaknya juga telah menyiapkan sejumlah sarana prasarana penunjang untuk merawat pasien COVID-19. Termasuk, menambah ruang ICU dari yang sudah ada.

    "Kita menyiapkan 115 bed. Tapi tidak serta merta bisa semua digunakan, karena sebagian ini kan kesepakatan bahwa ini kan pasien jiwa yang kemudian dititipkan di bangsal sebelah. Jadi ada pengosongan. Jadi perlu waktu dan penataan, karena memang standarnya berbeda," ucap Alek. (K-08)


Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar