Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

BPJS Kesehatan Gelar Vaksinasi Bagi Kelompok Rentan

Gubernur Ganjar Pranowo melihat Kepala Dinas Kesehatan 
Kota Semarang Abdul Hakam menyuntik vaksin kepada 
seorang lansia di Kecamatan Mijen, Jumat (13/8).
Semarang-Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan Lily Kresnowati mengatakan pihaknya menggelar vaksinasi bagi kelompok rentan guna menekan angka kematian akibat COVID-19 di kantor Kecamatan Mijen, Jumat (13/8). Selain orang lanjut usia, vaksinasi juga menyasar kepada kelompok penderita penyakit bawaan atau komorbid.

Lily menjelaskan, pihaknya memiliki data peserta JKN-KIS yang memiliki penyakit penyerta di wilayah Jateng sebanyak 1,5 juta jiwa dan 1,2 juta jiwa di antaranya belum mengikuti program vaksinasi. Sedangkan untuk di Kota Semarang saja, dari 133.839 jiwa yang tercatat memiliki penyakit komorbid, baru 51.362 jiwa sudah mengikuti program vaksinasi.

Menurutnya, dengan data yang ada dan dimiliki BPJS Kesehatan akan membantu pemerintah dalam menemukan kelompok rentan untuk bisa mengikuti kegiatan vaksinasi. Sehingga, upaya untuk menekan angka kematian akibat COVID-19 bisa dilakukan dan mencegah kasus kematian.

"Jadi ini memang untuk membantu pemerintah, untuk mendapatkan sasaran kelompok komorbid. Karena kita punya kegiatan prolanis yang rutin, jadi kita akan memobilisasi kelompok prolanis dengan komorbid tadi yang belum tervaksinasi supaya bisa mengikuti program pemerintah melalui FKTP yang mitra BPJS," kata Lily.

Gubernur Ganjar Pranowo yang ikut memantau pelaksanaan vaksinasi bagi peserta JKN-KIS prolanis di Kecamatan Mijen mengaku senang, kelompok lansia dan komorbid sudah bisa mengikuti program vaksinasi. 

Menurut Ganjar, kegiatan vaksinasi yang dilakukan terhadap kelompok rentan akan mengurangi risiko terpapar COVID-19.

"Kita sekarang punya petanya di seluruh Jawa Tengah. Kalau sekarang kurang lebih 20 persen dari yang ada itu bisa kita deteksi, maka nanti pola vaksinasinya bisa kita arahkan. Sistem ini akan langsung kita aplikasikan lebih banyak lagi ke banyak tempat. Nanti kita minta puskesmas terdekat mencari mereka," puri," ujar Ganjar.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo menyatakan ada tiga faktor utama, yang membuat angka kematian tinggi terhadap para pasien COVID-19. Ketiga faktor itu, saat ini terus diupayakan untuk bisa ditekan dan dikendalikan.

Yulianto menjelaskan, ketiga faktor utama penyumbang angka kematian tinggi di Jateng adalah pasien belum mendapat vaksin dan memiliki penyakit penyerta serta berusia lanjut atau lansia. Dari hasil kajian dan temuan itu, maka ketiga faktor penyebab angka kematian pasien COVID-19 akan dilakukan upaya minimalisir. Salah satunya, dengan menggenjot program vaksinasi masal. 

"Tetapi profilnya bahwa 97,5 persen itu adalah ternyata mereka belum divaksin. Ada 88 persen adalah umurnya sudah di atas 40 tahun, maka untuk mengatasi itu bahwa lansia dan pralansia wajib divaksin. Selain itu juga komorbiditas ya, karena komorbid ini juga merupakan penyakit penyerta yang mempunyai dampak kematian yang tinggi. Sehingga, komorbid juga perlu menjadi perhatian serius," ucap Yulianto.

Lebih lanjut Yulianto juga meminta kepada Dinas Kesehatan kabupaten/kota se-Jateng, agar lebih memusatkan sentra vaksinasi ke level terbawah. Yakni di tingkat desa/kelurahan, guna percepatan program vaksinasi masal. (K-08)
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar