Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

Target Pajak Jateng I Baru 67,41 Persen

Irawan
Kepala Kanwil DJP Jateng I 
Semarang, Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jateng I pada tahun ini, menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp31 triliun. Namun, sampai 26 November 2017 kemarin baru terealisasi penerimaan pajak sebesar Rp20,9 triliun.

Kepala Kanwil DJP Jateng I Irawan mengatakan dari target penerimaan pajak yang ditetapkan tahun ini, baru terkumpul 67,41 persen. Artinya, masih banyak wajib pajak yang belum memenuhi kewajibannya membayar pajak.

"Sampai dengan 26 November 2017 kemarin, penerimaan pajak kita sudah mencapai 67,41 persen. Artinya, sudah terkumpul Rp20,9 triliun. Tapi kami optimistis, penerimaan pajak tahun ini akan melampaui tahun sebelumnya," kata Irawan.

Menurutnya, dengan realisasi penerimaan pajak sebesar Rp20,9 triliun, maka masih ada sekira Rp10 triliun potensi pajak yang harus dikejar. Namun, dengan sisa waktu yang ada di Desember 2017 nanti, pihaknya yakin bisa memenuhinya.

"Tahun lalu saja, di Desember dalam sebulan kita bisa dapat Rp5 triliun," jelasnya.

Lebih lanjut Irawan menjelaskan, pada tahun sebelumnya realisasi penerimaan pajak yang bisa dicapai sebesar Rp29,2 triliun. Angka tersebut tertolong dengan program Tax Amnesty atau pengampunan pajak, yang mencapai Rp8 triliun. Sehingga, jika dibandingkan penerimaan tahun sebelumnya dengan saat ini masih tumbuh positif.

"Penerimaan pajak kita tumbuh sekira 15 persen," ujarnya.

Diketahui, di Jawa Tengah I sektor usaha yang memberi sumbangan penerimaan pajak terbesar berasal dari industri pengolahan. Nilainya mencapai 45,7 persen. Terutama dari pabrik rokok dan tembakau. 

Sektor usaha lainnya yang menyumbang pajak di Jateng I adalah sektor perdagangan, dengan 18 persen, kemudian disusul industri jasa keuangan dan asuransi sebesar 10,38 persen. Sementara, untuk sektor administrasi pemerintah dan konstruksi masing-masing menyumbang empat persen dan lima persen. (K-08)
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar