Pameran perumahan sepanjang tahun ini dianggap para pengembang tidak menggembirakan dan cenderung lesu. Terbukti, setiap pameran yang digelar sepi pengunjung dan tidak sesuai dengan target penjualan. |
Semarang-Para pengembang perumahan di Jawa Tengah, khususnya di Kota Semarang mengakui ada penurunan transaksi penjualan rumah sepanjang 2017 ini. Karena, selama menggelar pameran di beberapa pusat perbelanjaan di Kota Semarang selalu tidak pernah menutup target penjualan.
Padahal, dalam setiap pameran perumahan dipatok transaksi sebesar 60 unit. Namun, pada pameran kesembilan di November 2017 hanya mampu menjual 21 unit rumah saja.
Ketua Property Expo Semarang Dibya Hidayat mengatakan kondisi perekonomian pada tahun ini, memang diakui sejumlah pengembang tidak sebagus tahun sebelumnya.
Pencapaian pada tahun sebelumnya, jelas Dibya, bisa mendekati target selama setahun. Yakni sebesar 460-an unit, selama digelar pameran.
Menurutnya, merosotnya penjualan properti pada tahun ini karena persaingan ketat dengan penjualan kendaraan bermotor. Bahkan, dari sisi kredit perbankan, penyaluran terbesar adalah kredit pemilikan kendaraan bermotor.
"2017 bisa dikatakan tahunnya tidak bagus untuk penjualan properti. Kondisi ini hampir sama dengan 2013 atau 2014 lalu, namun masih lebih baik tahun ini. Cuma, kalau tidak bisa capai 80 persen itu jelek sekali," kata Dibya di sela pameran Property Expo Semarang kesepuluh di Mal Ciputra, Rabu (6/12).
Lebih lanjut Dibya menjelaskan, untuk mengejar target pameran akhir tahun ini pihaknya berharap bisa mendapatkan penjualan secara maksimal. Karena, di akhir pameran tahun ini diikuti 17 pengembang dan menawarkan sejumlah promosi serta diskon khusus. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar