Kepala Perum Bulog Divre Jateng Djoni Nur Ashari (kiri) memeriksa beras yang akan digunakan sebagai operasi pasar di Gudang Bulog Mangkang Kulon. |
Semarang-Pekan pertama Januari 2018 kemarin, Perum Bulog Divisi Regional Jawa Tengah menggelar operasi pasar beras di 15 pasar pencatat inflasi di provinsi ini. Dari 30 ribu ton beras yang disiapkan untuk operasi pasar, 17.200 ton di antaranya sudah terserap di masyarakat.
Kepala Perum Bulog Divre Jateng Djoni Nur Ashari mengatakan operasi pasar beras yang dilakukannya itu, merupakan bagian dari kebijakan terkait situasi harga beras di pasaran. Sebab, sejak akhir tahun kemarin harga beras terus mengalami kenaikan.
Dengan digelarnya operasi pasar beras ini, pihaknya menargetkan bisa mengendalikan atau menahan laju harga beras agar tidak terus naik.
"Dari perkembangan terakhir di Pasar Johar Semarang masih sama harganya, stabil tinggi. Kalau di Pasar Karangayu sudah mulai ada penurunn. Khususnya untuk beras medium, antara Rp500 sampai Rp800 per kilogramnya," kata Djoni.
Djoni menjelaskan, pihaknya akan teus menyuplai beras ke sejumlah pasar yang diketahui harga berasnya masih tinggi.
"Dari 15 pasar pencatat inflasi di Jateng, penyerapan beras terbesar ada di Kota Semarang. Yakni mencapai 40 persen dari total penyerapan beras," ujarnya.
Lebih lanjut Djoni menjelaskan, pihaknya juga bekerjasama dengan para pedagang di luar pasar yang dijadikan sasaran operasi beras. Tujuannya, agar tidak terjadi aksi penimbunan beras yang justru merugikan masyarakat. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar