Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

Ponpes di Kebumen Ajari Santrinya Keterampilan Buat Peci, Produksinya Dijual ke Seluruh Negeri

Tri Sulistyo menunjukkan peci hasil produksi para santri dari Ponpes
Nurul Hidayah Kebumen, di sebuah acara pameran di Semarang. 
Semarang-Umumnya sebuah pondok pesantren, yang diajarkan kepada santrinya adalah membaca berbagai macam kitab. Mulai dari Alquran sampai kitab kuning, dan juga belajar tentang fiqih serta ilmu agama lain. Namun, tidak demikian dengan Pondok Pesantren Nurul Hidayah di Desa Bandung, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen.

Ponpes tersebut dalam dekade terakhir ini, mengajarkan para santrinya belajar cara membuat peci. Pengasuh ponpes tersebut membekali santrinya keterampilan berwirausaha, sebagai bekal di masa depan agar bisa mandiri.

Salah satu santri yang dituakan di Ponpes Nurul Hidayah, Tri Sulistyo ketika ditemui di Semarang mengatakan usaha pembuatan peci itu memang sudah lama digeluti pengasuh pondok, dan diajarkan kepada para santrinya.

Menurutnya, hasil produksi peci para santri sudah dikirim ke sejumlah daerah di Indonesia. 

Tri Sulistyo menjelaskan, pada masa Ramadan sekarang ini permintaan akan peci sudah mulai meningkat sejak awal bulan puasa. Sehingga, para santri di tengah pelajaran mengajinya juga diselingi dengan membuat peci pesanan. Biasanya, proses pembuatan peci dilakukan para santri mulai pagi sampai tengah hari dan dilanjut hingga sore menjelang salat ashar.

Peci hasil produksi santri Ponpes Nurul Hidayah Kebumen dipamerkan
di sebuah acara pameran di Semarang. 
Soal harga peci yang dihasilkan para santri, masih terjangkau dan kualitasnya tidak kalah dengan produksi dari Gresik, Jawa Timur.

"Musim-musim kayak gini kan lagi ramai-ramainya. Harga peci yang bordir Rp60 ribu dan yang biasa Rp50 ribu. Kalau penjualannya kami sudah menyebar ke wilayah Jawa Tengah, Sumatera dan kalau Kalimantan baru mau merambah. Kalau produksi dalam sebulan rerata 50an kodi sampai 75 kodi. Kalau bulan normal itu paling 30 kodi," kata Tri Sulistyo.

Lebih lanjut Tri Sulistyo menjelaskan, dari hasil penjualan peci-peci itu para santri diberikan upah tiap bulannya. Namun, setiap santri penghasilannya dibedakan, berdasarkan produktivitasnya. 

"Ada santri yang dapat Rp1 juta ada yang Rp750 ribu, tapi ada juga Rp350ribu. Upah itu kadang dititipkan pengasuh dan akan diambil ketika santri mau pulang ke kampung," pungkasnya. (K-08)
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar