Semarang-Terlalu muda atau terlalu tua, dan terlalu sering dan terlalu banyak anak akan mengundang risiko kehamilan. Demikian juga bagi ibu hamil yang mengidap anemia atau kurang gizi serta hipertensi, merupakan tanda-tanda kehamilan berisiko tinggi.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan dalam upaya mengurangi atau mengeliminasi angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Jawa Tengah, perlu diciptakan sebuah kondisi agar semua ibu hamil bisa terpantau. Sehingga, semua ibu hamil di provinsi ini mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal dan pada akhirnya ibu serta bayinya selamat dan sehat.
Guna memantau semua ibu hami di provinsi ini, jelas Yulianto, pihaknya telah menyediakan aplikasi khusus yang bisa dipakai untuk mencegah kasus AKI dan AKB. Yakni melalui aplikasi 5NG, atau JateNG GayeNG NginceNG woNG meteNG yang merupakan program inovasi unggulan dan masuk dalam nominasi Penghargaan Pembangunan Daerah 2019.
Menurutnya, aplikasi 5NG merupakan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mengeliminasi atau mengurangi kasus AKI dan AKB.
Yulianto menjelaskan, dengan aplikasi 5NG itu bidan desa atau bidan setempat melaksanakan pemantauan dalam empat fase. Yakni fase sebelum hami, kehamilan, persalinan dan nifas.
"Untuk mencatat semua ibu hamil yang ada di Jawa Tengah, by name by address. Lalu juga ada risiko tinggi atau tidak, dan yang risiko tinggi kita dampingi supaya selamat tidak ada halangan. Yang mengisi aplikasi 5NG adalah bidan desa atau bidang setempat, karena yang bisa memeriksa itu kan bidan. Ada sekitar 14 pemeriksaan yang dilakukan, nanti dimasukkan ke aplikasi itu," kata Yulianto belum lama ini.
Lebih lanjut Yulianto menjelaskan, hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengeliminasi atau mengurangi kasus AKI dan AKB di Jateng adalah memerhatikan beberapa hal kehamilan berisiko tinggi. Sehingga, para ibu hamil bisa terpantau dan segera dirujuk ke rumah sakit apabila diperlukan. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar