Pemprov Jateng saat menggelar Jambore Daerah tentang Program Kampung Iklim di Kota Magelang, belum lama ini. |
Semarang-Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jawa Tengah Teguh Dwi Paryono mengatakan isu pemanasan global menjadi perhatian serius dari pemprov, sehingga untuk mengurangi dampak dari pemanasan global dibentuk Program Kampung Iklim atau Proklim.
Menurutnya, Proklim merupakan program dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sejak 2016 dan ditindaklanjuti Jateng dengan membuat kampung-kampung iklim di 35 kabupaten/kota di provinsi ini.
Teguh menjelaskan, hingga saat ini sudah ada 338 kampung iklim di Jateng. Proklim, menjadi upaya nyata dalam mengurangi pemanasan global. Kegiatan yang dilakukan di antaranya adalah penanaman pohon, dan tidak membuang sampah sembarang.
"Kalau untuk Proklim itu, kebetulan kita progresnya paling bagus. Salah satu dari kegiatan Proklim itu adalah mengurangi kenaikan temperatur suhu, dan salah satu tugasnya adalah menggerakkan kegiatan yang sifatnya eco. Kita bentuk masyarakat atau komunitas yang membatik dengan eco-print," kata Teguh, Senin (9/9).
Guna menambah jumlah kampung iklim di Jateng, lanjut Teguh, pihaknya telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan sejumlah perusahaan dan pemerintah desa di provinsi ini. Targetnya, akan ada 700 kampung iklim di Jateng. Bahkan, BUMDes juga diarahkan untuk bisa mengelola lingkungan dengan baik.
"Kami akan terus tingkatkan keberadaan kampung iklim di Jateng. Dengan jumlah saat ini, Jateng menjadi daerah yang memiliki kampung iklim terbanyak di Indonesia," pungkasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar