Gubernur Ganjar Pranowo menerima bantuan APD dan hand sanitizer dari gabungan pengusaha Taiwan di Jateng di Puri Gedeh, kemarin. |
Semarang-Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan mewabahnya virus Korona sejak akhir Maret 2020 kemarin, memukul sejumlah sektor usaha perekonomian di dalam negeri. Bahkan, beberapa perusahaan mulai melakukan pengurangan karyawan atau me-PHK pekerjanya.
Melihat kondisi itu, Ganjar meminta kepada pengusaha yang ada di sektor garmen untuk sebisa mungkin tidak melakukan PHK. Sebab, sektor garmen merupakan usaha padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja.
Ganjar menjelaskan, untuk tetap bisa bertahan di tengah wabah COVID-19 ini para pengusaha garmen bisa mengalihkan produksi ke pembuatan masker dan baju hazmat.
"Mungkin produksi garmennya bisa digeser untuk bikin masker atau hazmat, karena seluruh dunia butuh itu. Maka ini peluang kita untuk bisa ekspor, sehingga bisa membantu operasi kemanusiaan di seluruh dunia untuk penanganan COVID-19. Dan tentu ini bisa jadi satu cara, agar perusahaan tetap survive," kata Ganjar di sela menerima bantuan dari gabungan pengusaha asal Taiwan di Jateng yang menyerahkan bantuan 2.150 APD belum lama ini.
Sementara Presiden Direktur PT Glory Industrial Semarang Michael Song menyatakan, perusahaannya selama ini bergerak di bidang garmen. Sejak mewabah COVID-19 di Indonesia, perusahaannya mencoba memutar haluan untuk tetap memertahankan para karyawan.
Song menjelaskan, yang saat ini bisa dikerjakan adalah mengarahkan karyawan untuk memproduksi alat pelindung diri (APD) dan masker di samping tetap membuat pakaian jadi.
"Sampai saat ini belum ada (PHK), masih jalan terus. Kita terus usahakan, untuk tidak ada PHK. Tapi, kita akan coba cari solusi yang terbaik. Karena kita tahu bersama, di Eropa dan Amerika ekonominya juga sekarang seperti apa," ucap Song.
Menurut Song, PT Glory Industrial memiliki 13 ribu karyawan yang bekerja di empat pabrik di Kota Semarang. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar