Gubernur Ganjar Pranowo menyebut potensi gempa megathrust sudah diketahui sejak lama, dan bukan informasi baru. |
Semarang-Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya bersama BNPB dan BMKG, sudah cukup lama mengetahui adanya potensi megathrust di pesisir selatan Jateng. Informasi mengenai potensi gempa megathrust sudah sering disampaikan, terutama setelah tsunami melanda Aceh pada 2004 lalu.
Ganjar menyebutkan, kepanikan masyarakat sering muncul saat para ahli menyampaikan tentang potensi gempa megathrust. Hal itu terjadi, karena masyarakat mendapatkan informasi yang tidak utuh dan kurangnya literasi tentang kebencanaan.
Oleh karena itu, pemprov meminta kepada kabupaten/kota di Jateng yang berada di pesisir pantai selatan untuk melakukan upaya pencegahan dan edukasi soal kebencanaan kepada masyarakat. Terutama, selalu rutin menggelar simulasi penanganan kebencanaan dan menanam pohon penahan gelombang air laut di pesisir pantai.
"Itu bukan ancaman tapi potensi, karena memang di Laut Hindia ada megatrust. Potensi megatrust-nya ada. Maka kalau Jawa Tengah sisi selatan, contohnya di Kebumen. Di Kebumen sudah lama ditanami cemara udang atau cemara laut, itu sebagian untuk menahan. Dulu BNPB dan BMKG pernah datang. Kita menyiapkan mitigasi dan sosialisasi kepada masyarakat, serta simulasinya. Dengan adanya pernyataan ini, kestinya kita akan dorong untuk latihan simulasi di Jateng sisi selatan," kata Ganjar, Senin (5/10).
Terpisah, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan bahwa informasi yang disampaikan para ahli merupakan permodelan untuk acuan mitigasi. Zona megathrust juga sekadar istilah, untuk menyebut sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal.
"Seluruh aktivitas gempa yang bersumber dari zona megathrust, disebut sebagai gempa megathrust. Dan sebenarnya, gempa megathrust, tidak selalu berkekuatan besar," ujar Daryono. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar