![]() |
Gubernur Ganjar Pranowo berbincang dengan petani di Delanggu Klaten yang sedang menanam padi Rojolele Srinuk. |
Semarang-Padi Rojolele yang sudah lama ditinggalkan petani Kecamatan Delanggu Klaten, sekarang kembali ditanam. Namun, padi yang ditanam jenis Rojolele Srinuk yang merupakan rekayasa dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan).
Ikhsan Hartanto mengatakan salah satu keuntungan dari padi Rojolele Srinuk, masa panennya lebih singkat dari jenis Rojolele biasa.
Menurutnya, jenis Rojolele varietas lama itu diakuinya memiliki masa tanam hingga panen cukup lama sehingga petani meninggalkannya.
"Ini padi Rojolele hasil riset Batam bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, serta beberapa petani dari Delanggu. Sejak 2013 yang dahulunya itu usia tanam hingga panen enam bulan, sekarang 105 hari sudah panen. Untuk hasil itu wangi tetep, pulennya juga tetep dan ditanam dengan sistem ini bulirnya lebih banyak," kata Ikhsan, Kamis (12/11).
Lebih lanjut Ikhsan mengajak kepada seluruh petani padi di Delanggu, agar kembali menanam Rojolele varietas baru. Sehingga, mampu mengembalikan kejayaan beras Rojolele dari Delanggu. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar