Seorang tenaga kesehatan Kota Semarang menerima vaksinasi. |
Semarang-Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan pihaknya terus memantau para tenaga kesehatan yang sudah divaksin COVID-19, untuk mengetahui Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI). Pihaknya juga sudah membentuk komite daerah yang terdiri dari dokter spesialis penyakit dalam, untuk memeriksa tenaga medis usai divaksin.
Yulianto menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi kepada para tenaga kesehatan sampai saat ini baru mencapai sekira 13 persen. Dari seluruh tenaga kesehatan yang telah divaksin, ada beberapa di antaranya merasakan efek sampingnya.
Menurutnya, ada delapan tenaga kesehatan yang mengalami efek samping setelah dilakukan vaksinasi. Efek samping yang dirasakan adalah pegal dan gatal di sekitar areal suntikan, hingga merasakan mengantuk setelah disuntik vaksin.
"KIPI ini kita akan monitor terus. Itu jamak terjadi pada pasca-imunisasi, biasanya imunisasi rutin pada anak-anak. Misalnya panas setelah divaksin terus setelah dikasih obat turun panas, sudah sembuh. Dan kita sudah membentuk semacam komite atau komda yang terdiri dari para dokter ahli penyakit dalam. Mereka nanti yang akan memonitor dan juga membantu menyelesaikan masalah apabila ada kejadian yang tidak kita kehendaki," kata Yulianto, Rabu (20/1).
Sementara itu Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan, untuk saat ini pelaksanaan vaksinasi kepada para tenaga kesehatan masih berjalan lancar. Meski demikian, program vaksinasi gelombang pertama kepada tenaga kesehatan di Jateng harus bisa dipercepat.
"Sekarang tugas kita adalah melakukan percepatan di tingkat pelayan kesehatan semuanya, baik rumah sakit maupun puskesmas dengan target puskesmas sehari bisa vaksin 50 orang dan untuk rumah sakit bisa vaksin 200 orang. Jadi, ini yang kita lakukan," ujar Ganjar. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar