Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

Warga Diminta Kelola Sampah Dari Mulai Rumah

Penutupan Kongres Sampah II di Klaten terdapat 
lima rekomendasi.
Semarang-Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Jawa Tengah Reni Rahayu mengajak masyarakat, untuk bisa mengolah sampah sejak dari rumah tangga. Sebab, produksi sampah terbesar dimulai dari rumah tangga. Pernyataan itu dikatakan saat penutupan Kongres Sampah II, kemarin.

Peni menjelaskan, rumusan dari rekomendasi yang dihasilkan Kongres Sampah II dinilai cukup bagus karena mulai terintegrasi dari hulu sampai hilir. Yakni bergotong royong berkolaborasi, mewujudkan desa mandiri sampah sebagai komitmen pengelolaan sampah. Sehingga, dari pengelolaan sampah itu menjadikan lingkungan lestari dan rakyat sejahtera.

Menurutnya, pengelolaan sampah juga menjadi sarana politik pembelajaran masyarakat untuk sejak dini memilah dan memilih sampah yang akan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).

"Sudah mulai ada pengelolaan yang terintegrasi, mulai dari hulu sampai ke hilir dan tadi juga sudah ada kesepakatan ikrar bersama. Setelah ini sesuai dengan hasil masing-masing komisi, dimulai yang terkecil di rumah tangga tapi produksi sampahnya terbesar. Kalau yang terkecil sudah digunakan, maka berlanjut ke yang lebih besar," kata Peni.

Lebih lanjut Peni menjelaskan, seminimal mungkin sampah yang dibuang ke TPA sudah dilakukan pemilahan di tingkat rumah tangga. Sebab, saat ini ada beberapa daerah yang TPA-nya telah melebihi kapasitas. 

Pemulung Dukung Kongres Sampah

Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) Jateng memberi dukungan, terhadap kegiatan kongres sampah dalam upaya mengatasi persoalan sampah. Sebab, diperlukan kolaborasi untuk bisa mengatasi persoalan sampah sekarang ini.

Perwakilan IPI Jateng Suyanto menyatakan, kongres sampah yang dilakukan merupakan langkah bagus, karena pihaknya sebagai pemulung bisa mengetahui kegiatan tersebut.

Menurutnya, kontribusi pemulung cukup besar dalam pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA). Namun, untuk bisa mengatasi persoalan sampah itu semua harus bergerak bersama.

"Pemulung ini sebenarnya berkontribusi besar dengan pemerintah dalam penanganan sampah. Adanya kongres sampah ini, keterlibatan kita semakin besar. Karena kami sendiri tidak berani mengatakan, kalau kami berkontribusi. Sebab dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Perindustrian sudah menyatakan jelas, bahwa pemulung itu berkontribusi 83 persen menyumbang kebutuhan daur ulang industri dalam negeri," ujar Suyanto.

Sementara itu salah satu peserta kongres sampah asal Cirebon, Deden Lesmana mengaku kegiatan itu akan diterapkan di daerahnya. Sehingga, persoalan sampah bisa lebih tertangani dengan baik.

"Sudah banyak teknologi tentang sampah, tapi maaf bukan tidak tepat guna. Tapi kelamaan. Kami di Cirebon membuat sampah langsung dibuat untuk pertanian, digelar di sampah dan dicampur dengan kotoran hewan sama probiotik langsung ditanami," ucap Deden. (K-08)
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar