Seorang pelaku UMKM sedang melayani pembeli saat menggelar
pameran di salah mal di Semarang.
|
Semarang, Program Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang menginginkan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) naik kelas, merupakan terobosan baru dan menjadi nilai tambah bagi pertumbuhan perekonomian di provinsi ini.
Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Bima Kartika mengatakan dengan program UMKM naik kelas, perekonomian di Jawa Tengah akan terdorong. Karena, para pelaku usaha yang semula berada di level mikro naik kelas ke kecil dan dari kecil menjadi menengah serta kelas menengah menjadi besar. Sehingga, para pelaku UMKM di Jawa Tengah benar-benar menjadi tulang punggung bagi perekonomian di provinsi ini.
Menurutnya, untuk bisa meningkatkan level pelaku UMKM naik kelas memang bukan perkara mudah. Karena, hal itu berkaitan dengan peningkatan profesionalitas, kualitas produk dan kontinyuitas produk yang dihasilkan. Sehingga, pasar dalam negeri maupun luar negeri tetap percaya dengan produk UMKM dari Jawa Tengah.
Terkait dengan pasar luar negeri, jelas Bima, potensinya masih terus digarap. Karena, dari 5,1 juta pelaku UMKM di Jawa Tengah belum ada 10 persennya yang potensial masuk ke pasar ekspor. Kondisi ini menjadi persoalan yang dihadapi karena kaitannya dengan mainset pelaku UMKM yang perlu diubah.
"Baru ada 331 UKM yang potensial ekspor dan sudah kami data. Ini adalah yang baru. Harapan kami, dengan program UMKM naik kelas semakin banyak yang potensial menembus pasar ekspor. Karena, pasarnya sudah terbentuk dan UMKM menjadi motor penggerak perekonomian Jawa Tengah," kata Bima.
Lebih lanjut Bima menjelaskan, agar para pelaku UMKM naik kelas dan semakin banyak UMKM menembus pasar ekspor, phaknya terus mengadakan pembinaan terkait dengan bagaimana meningkatkan kualitas produknya. Sebab, kualitas, kuantitas dan kontinyuitas harus dijaga, agar para pembeli dari luar negeri tetap setia dan percaya. Di samping itu, pihaknya juga melakukan pendampingan pembiayaan kepada pelaku UKM yang sudah menembus pasar ekspor. "Tentunya mereka butuh modal besar," pungkasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar