Asisten Gubernur Bank Indonesia Dyah Nastiti memaparkan kebijakan BI yang akan memerhatikan generasi digital natives. |
Semarang, Bank Indonesia mencoba mengkomunikasikan informasinya yang terkait dengan perekonomian kebijakan bank sentral, melalui media sosial (medsos). Sehingga, generasi muda sekarang yang biasa disebut generasi digital natives, bisa memahami kebijakan tentang kebanksentralan.
Asisten Gubernur Bank Indonesia Dyah Nastiti mengatakan sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), usia penduduk Indonesia rerata adalah 28 tahun alias generasi internet. Generasi digital natives itu, dalam sehari rerata bisa berselancar di dunia maya minimal tiga jam 44 menit melalui gawai yang dimilikinya.
Melihat hal itu, jelas Dyah, Bank Indonesia meresponnya dengan mengemas berbagai kebijakan kebanksentralan untuk bisa diakses secara digital. Bahkan, tampilan yang disajikan sebisa mungkin tidak menggunakan panjang, namun dengan gambar dan suara serta minim tulisan. Tujuannya, agar generasi digital natives lebih cepat menangkat informasi yang disajikan Bank Indonesia.
"Kita banyak menggunakan media sosial untuk fasilitasi kaum digital natives menyerap informasi. Cara gampanya lebih banyak pada penggunaan visual dan suara. Jadi, gambar dan suara tidak banyak kata-kata, maka mereka genera digital natives lebih mudah menangkapnya," kata Dyah.
Lebih lanjut Dyah menjelaskan, bukan hanya generasi digital natives saja yang nantinya akan diuntungkan dengan kemudahan informasi dari Bank Indonesia melalui sarana digital. Masyarakat luas juga bisa ikut menikmatinya.
"Seringnya masyarakat mengakses informasi secara digital, juga ikut mengubah pola kerja BI dalam penyampaian kebijakan," pungkasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar