Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyampaikan kemudahan di dalam pengendalian harga komoditas lewat SiHaTi di acara Pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia 2017, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. |
Jakarta, Jawa Tengah dianggap sukses di dalam mengendalikan kenaikan harga-harga komoditas beberapa tahun ke belakang. Hal itu tidak lepas karena Pemprov Jawa Tengah bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng mengembangkan aplikasi pengendalian harga. Yakni, sistem informasi harga dan produksi komoditi atau SiHaTi.
Aplikasi SiHaTi yang sekarang dikembangkan sudah masuk generasi ketiga, dan memudahkan produsen atau kalangan petani dan peternak di Jawa Tengah menentukan rencana tanam atau pembiakan. Sehingga, mampu menekan harga jatuh saat panen raya dan mengurangi lonjakan harga ketika kelangkaan produksi terjadi.
Sedangkan bagi konsumen atau masyarakat, bermanfaat untuk mengelola ekspektasi positif karena adanya transparansi harga dan pasokan.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan karena aplikasi SiHaTi memberikan pengaruh positif terhadap pergerakan harga komoditas, maka Presiden Joko Widodo memberi apresiasi agar sistem tersebut bisa diterapkan di seluruh wilayah di Indonesia. Sehingga, pemerintah sebagai pemegang kebiijakan bisa mengendalikan harga yang terjadi di lapangan. Pernyataan itu dikatakan Ganjar, ketika memberin paparan dalam acara Pelatihan Wartawan Daerah yang diadakan Bank Indonesia, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (20/11).
Menurutnya, SiHaTi selama ini memudahkan kerja pemerintah daerah di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah untuk menekan gejolak harga di pasar. Karena, data yang masuk di SiHaTi merupakan data riil dari seluruh pasar besar di Jawa Tengah.
Oleh karena itu, jelas Ganjar, apabila provinsi lain ingin mengadopsi aplikasi SiHaTi, pihaknya siap untuk memberikan pendampingan ketika aplikasi tersebut mulai diterapkan.
"Pak Presiden menyampaikan, bahwa SiHaTi akan dipakai secara nasional. Kami di Jawa Tengah siap untuk kirimkan software-nya ke daerah yang mau adopsi. Situasinya pasti sama, kan, wong komoditasnya juga sama. Hanya mencatat dan tinggal diganti nama-nama yang mau diberikan. Koordinasi saja sama Bank Indonesia setempat," katanya.
Lebih lanjut politikus PDIP itu menjelaskan, yang terpenting ketika mengaplikasikan SiHaTi adalah setiap pemerintah daerah selalu mengevaluasi pergerakan harga komoditas. Sehingga, ketika salah satu komoditas mendekati zona merah atau sudah masuk zona merah harus segera diambil tindakan intervensi untuk menekan pergerakan harga.
"Misalnya dengan operasi pasar dan menurunkan angka psikologis bagi komoditas," ujarnya.
Apabila seluruh daerah di Indonesia bisa menerapkan SiHaTi, lanjut Ganjar, maka lonjakan harga di momentum tertentu bisa dicegah. Selain itu, kelangkaan produksi juga bisa segera diantisipasi lewat kebijakan strategis. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar