Rahmat Dwisaputra Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Jateng |
Semarang, Selama ini, sektor usaha di Jawa Tengah yang menyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) paling besar adalah dari industri manufaktur. Yakni, sekira 34,67 persen. Rinciannya, industri nonmigas sebesar 80 persen dan 20 persen industri migas.
Untuk industri manufaktur dari sektor nonmigas, yang paling besar adalah industri makan dan minuman serta tembakau memberi sumbangan sebesar 15,5 persen dari seluruh total industri pengolahan. Sedangkan sisanya berasal dari industri tekstil, barang kayu dan hasil hutan sera kertas dan barang cetakan.
Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra mengatakan sebenarnya daing saing Provinsi Jawa Tengah, lebih baik dibanding Jawa Barat dengan Jawa Timur. Namun, investasi Jawa Tengah ternyata lebih kecil jika banding kedua provinsi tetangganya.
Oleh karena itu, jelas Rahmat, agar daya saing Jawa Tengah terus meningkat dan investasi yang masuk semakin banyak, Bank Indonesia bersama Pemprov Jateng meluncurkan aplikasi terbaru tentang investasi di Solo, Kamis (23/11). Yakni, melalui Koridor Ekonomi untuk memerkuat perdagangan, pariwisata dan investasi Jawa Tengah dengan nama Keris Jateng.
Keris Jateng, lanjut Rahmat, diharapkan bisa memantapkan koridor ekonomi Jawa Tengah dan menarik calon investor dari luar provinsi.
Menurut Rahmat, terdapat lima tujuan peluncuran Keris Jateng. Yaitu, meliputi rekomendasi pengembangan investasi kepada pemerintah daerah, pusat informasi dan promosi yang terintegrasi. Selain itu, membuka akses pasar bagi produk ekspor dari Jawa Tengah, sehingga membangun persepsi yang kuat tentang Jateng layak investasi.
"Daya saing provinsi sebennarnya Jawa Tengah pada 2016 nomor satu dari Jawa Barat dan Jawa Timur. Tapi, investasi yang masuk ke Jateng lebih kecil. Berarti, ada sesuatu yang perlu dibenahi. Kita bersama pemprov, sudah buat sistem informasi aplikasi perizinan (SIAP). Intinya, untuk permudah perizinan di Jateng," kata Rahmat.
Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, melalui Keris Jateng dan SIAP itu, akan menguatkan investasi yang mau masuk ke provinsi ini. Karena, jika dilihat dari infrastruktur dan tenaga kerjanya, Jawa Tengah sudah bisa disejajarkan dengan Jawa Barat dan Jawa Timur.
"PMA dan PMDN diharapkan bisa lebih banyak yang masuk ke Jateng," pungkasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar