Dua pengunjung melihat brosur di salah satu stan perumahan di Mal Ciputra, belum lama ini. |
Semarang-Sebanyak 2.150 unit rumah bersubsidi di Jawa Tengah masih tersedia dan belum dilakukan akad kredit, antara perbankan dengan calon konsumen. Melimpahnya stok rumah murah di Jateng itu terjadi, karena persoalan batas akad kredit perbankan yang seharusnya dilakukan maksimal 6 Desember 2017 kemarin.
Anggota DPD Real Estat Indonesia (REI) Jateng Bidang Promosi Humas dan Publikasi Juremi mengatakan melimpahnya stok rumah bersubsidi di provinsi ini, hampir merata tersebar di seluruh wilayah. Namun, yang paling banyak jumlahnya ada di wilayah Solo Raya. Yakni mencapai 1.400 unit rumah murah.
Menurut Juremi yang juga pengembang rumah murah di Kabupaten Pemalang, kondisi terkait dengan sistem registrasi pengembang pada bank penyalur kredit pemilikan rumah (KPR) di tahun kemarin. Sehingga, meski rumah sudah siap diserahkan ke pembeli tetapi belum terjadi akad kredit di bank penyalur.
"Rumah subsidi di Jateng itu ada 2.150 unit yang belum akad kredit sampai sekarang dari tahun kemarin. Kendalanya, para pengembang di semester dua kemarin karena ada kebijakan jika KPR itu berbatas waktu. Kemarin itu batas waktunya pada 6 Desember 2017," kata Juremi, Selasa (6/3).
Lebih lanjut Juremi menjelaskan, meskipun belum terjadi akad kredit, namun pembeli tetap bisa menebus dengan harga Rp123 juta. Sebab, proses perjanjian pembelian terjadi pada 2017 kemarin.
Dirinya berharap, perbankan penyalur KPR bisa segera melayani akad kredit dengan calon pembeli rumah. Dengan demikian, modal pengembang rumah bisa segera kembali dan pembangunan rumah murahh dilanjutkan kembali.
"Di Jateng tahun ini target pembangunan untuk rumah bersubsidi sebanyak enam ribu unit," pungkasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar