dr Tuti Widayanti Kabid P3 Dinkes Kota Pekalongan |
Semarang-Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pekalongan dr Tuti Widayanti mengatakan pihaknya terus berupaya, untuk menekan angka stunting atau kurang gizi kronis pada anak bayi dan balita.
Menurutnya, anak bayi dan balita berperawakan pendek bukan hal biasa. Sebab, bisa jadi itu adalah tanda dari stunting.
Tuti menjelaskan, masyarakat harus waspada terhadap kondisi tubuh bayi dan balita yang pendek. Karena, stunting selain berdampak negatif terhadap kesehatan juga berpengaruh pada perkembangan otak.
Oleh karena itu, di Dinkes Kota Semarang menggalakkan pondok gizi di setiap posyandu. Tujuannya, untuk pemberian gizi lengkap kepada bayi dan balita, agar tidak terkena stunting.
Selain itu, jelas Tuti, para ibu hamil juga diminta selalu rutin ke pondok gizi, untuk melihat perkembangan janinnya. Sebab, deteksi dan pencegahan stunting bisa dimulai sejak bayi dalam kandungan.
"Kalau stunting itu kan kita sudah berupaya. Kita rutin lewaat posyandu-posyandu tiap bulannya memeriksa bayi, kalau ad yang terindikasi stunting kita tangani. Kita punya yang namanya pondok gizi, karena yang namanya stunting itu kan karena kurang gizi. Terus ada edukasi tentang gizi dan pemeriksaan kesehatan dari dokter anak," kata Tuti, kemarin.
Lebih lanjut Tuti menjelaskan, bila anak-anak di Kota Pekalongan bebas dari stunting, maka akan menjadi generasi yang cerdas dan sehat. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar