Djarum Kudus Tegakkan Physical Distancing di Pabrik

Karyawan Djarum Kudus secara tertib jaga jarak dan mencuci tangan
sebelum mulai aktivitas bekerja, Jumat (15/5).

Semarang-Manajemen Djarum Kudus menerapkan aturan dan protokol kesehatan yang ketat, bagi para karyawan selama berada di kawasan pabrik. Salah satunya adalah penerapan physical distancing, yang diterapkan selama berada di areal pabrik.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku senang, bahwa pengusaha benar-benar mematuhi peraturan tentang pencegahan dan upaya memutus rantai penularan virus Korona. Hal itu dilihat sendiri ketika melakukan kunjungan dadakan ke pabrik Djarung Kudus, Jumat (15/5).

Ganjar menjelaskan, pabrik rokok terbesar di Jateng ini memahami tentang protokol kesehatan dengan baik. Meskipun dengan jumlah karyawan cukup banyak, tetapi aturan physical distancing tetap harus dipatuhi.

Menurutnya, para karyawan juga tunduk dan tertib memakai masker selama berada di dalam ruang kerja serta tidak duduk berdesakan.

"Ini keren ya, Djarum sudah mulai menata. Kalau kita bicara normal baru, maka sebenarnya perusahaan mau tidak mau harus melakukan ini. Protokol kesehatan harus dilakukan ketat," kata Ganjar.

Ganjar lebih lanjut menjelaskan, langkah-langkah protokol kesehatan yang sudah dilakukan Djarum Kudus bisa dijadikan contoh bagi perusahaan dengan jumlah karyawan banyak. Selain itu, perusahaan juga menerapkan shift bekerja bagi karyawannya.

"Karyawan mau masuk tertib, pakai masker semuanya dan antrean masuk dikasih jarak dengan garis. Ada tempat cuci tangan, dan tidak berdesakan. Ya meskipun masih ada beberapa yang berdesakan, tapi sebagian besar sudah mulai taat," jelasnya.

Sementara Senior Manager Public Affairs Djarum Kudus Purwono menambahkan, ada 50 ribu karyawan dan manajemen berupaya menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sehingga, perusahaan tetap bisa berproduksi dan karyawan juga tetap bekerja.

"Kita mulai dari saat karyawan masuk, sampai di dalam ruangan. Semua wajib pakai masker, dan selalu jaga jarak minimal satu meter. Kami juga memberlakukan pembagian shift, agar tidak terjadi penumpukan karyawan," ujar Purwono. (K-08)