Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

Pengamat: Plgub Jateng 2018 Adem Ayem Justru Merisaukan

Edukasi politik yang tidak berjalan dengan baik di Pilgub Jateng 2018,
disampaikan Nur Hidayat Sardini ketika menjadi pembicara dalam
diskusi "Menyongsong Pilkada Jateng 2018", di Hotel Quest Semarang.
Semarang-Grengseng pelaksanaan pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Tengah 2018, sampai dengan saat ini masih adem ayem saja. Berbeda dengan provinsi tetangga, yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur yang sudah muncul nama-nama pasangan calon.

Pilgub Jawa Tengah dinilai terlalu adem ayem itu, justru dianggap mengkhawatirkan dan merisaukan. Hal itu dikatakan pengamat politik dari Universitas Diponegoro Semarang, Nur Hidayat Sardini, saat menjadi pembicara dalam diskusi "Menyongsong Pilkada Jateng 2018", di Hotel Quest Semarang, Kamis (30/11).

Menurutnya, tenangnya pelaksanaan Pilgub Jateng 2018 ini justru tidak menguntungkan semua pihak. Tidak hanya partai politik (parpol) saja, tetapi juga masyarakat sebagai pemilih.

Hidayat menjelaskan, tanpa pergerakan yang jelas menandakan edukasi politik di Jawa Tengah tidak berjalan dengan baik. Parpol yang paling berperan terhadap edukasi politik masyarakat, dianggap sebagai pihak yang paling bertanggungjawab terhadap dinamika Pilgub Jateng 2018.

Padahal, dinamika pilkada bisa bergairah dan seru apabila edukasi politik dari parpol berjalan dengan baik. Namun, sampai dengan saat ini baik partai besar maupun partai menengah tidak mampu menjalankan perannya memberikan edukasi politik kepada masyarakat.

"Suasana pilkada di Jateng ini memang agak menghanyutkan. Padahal, daerah lain grengsengnya sudah sangat terasa. Dengan tenangnya seperti ini, saya justru merisaukan. Ada problem besar di Jateng tentang edukasi politik dari parpol," kata Hidayat.

Selain dari parpol, lanjut mantan ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI itu, belum berjalannya edukasi politik kepada masyarakat juga menjadi tanggung jawab penyelenggara pemilu. Yakni dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat.

Seharusnya, lanjut Hidayat, KPU lebih banyak memberikan sosialisasi atau event yang bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap gelaran Pilgub Jateng 2018.

"Kalau parpol tidak bisa, diharapkan dalam pendidikan politik yang kedua adalah penyelenggara pemilu," pungkasnya. (K-08)
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar