Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

BPS: Pemda Harus Makin Agresif Turunkan Angka Kemiskinan di Jateng

Margo Yuwono
Kepala BPS Jawa Tengah
Semarang-Jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah per September 2017 sebesar 12,23 persen atau sekira 4,20 juta orang. Jumlah penduduk miskin itu mengalami penurunan sebesar 253,23 ribu orang dibanding periode Maret 2017, yang mencapai 4,45 juta orang atau 13,01 persen.

Selama periode Maret-September 2017, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 73,51 ribu orang dari 1,89 juta menjadi 1,82 juta orang. Sementara, untuk penduduk miskin di wilayah perdesaan juga mengalami penurunan sebesar 179,71 ribu orang dari 2,56 juta menjadi 2,38 juta orang.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng Margo Yuwono mengatakan secara umum, periode 2011-2017 tingkat kemiskinan di provinsi ini mengalami penurunan. Baik dari sisi jumlah maupun persentasenya.

Namun, jelas Margo, persoalan kemiskinan bukan sekadar jumlah dan persentase jumlah penduduk miskinnya. Tetapi lebih kepada tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan tersebut.

Menurutnya, untuk memerkecil jumlah penduduk miskin di Jateng dibutuhkan kebijakan untuk mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

"Persoalan kemiskinan kita punya kedalaman dan keparahan. Kedalamannya masih lebih tinggi dari rata-rata provinsi lain di Indonesia. Artinya, untuk mengurangi kemiskinan di Jawa Tengah ini perlu effort yang lebih keras. Supaya trennya terus turun, maka effort yang dilakukan pemerintah harus jauh lebih keras," kata Margo.

Lebih lanjut Margo menjelaskan, upaya untuk menurunkan jumlah penduduk miskin dan juga tingkat kedalaman serta keparahan kemiskinan dibutuhkan program-program yang heterogen. Sebab, antara satu penduduk miskin dengan lainnya berbeda tingkat kemiskinannya.

"Harus ditangani dengan program yang berbeda tidak boleh heterogen. Terutama untuk masyarakat perdesaan yang masih cukup banyak penduduk miskinnya," pungkasnya. (K-08)
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar