Kilas9.com

Media merupakan perantara, atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Media online merupakan hal yang berkaitan dengan komunikasi, terutama pesan yang ingin disampaikan ke pembacanya. Harapannya, kehadiran kilas9.com bisa menambah informasi kepada masyarakat sebagai pembacanya. Salam.

BPBD Catat 21 Daerah di Jateng Lakukan Droping Air Bersih Untuk 1,7 Juta Jiwa

Kelahar BPBD Jateng Sarwa Pramana menunjukkan sejumlah daerah
yang sudah terdampak kekeringan. 
Semarang-Sebanyak 1,7 juta jiwa lebih warga di 21 kabupaten/kota di Jawa Tengah, terdampak karena bencana kekeringan pada musim kemarau tahun ini. Penduduk yang mengalami kekeringan itu, tersebar di 1.163 desa di provinsi ini.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng Sarwa Pramana mengatakan menghadapi musim kemarau sekarang ini, kebutuhan akan air bersih menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat yang terdampak kekeringan.

Menurutnya, dari 35 kabupaten/kota yang ada di provinsi ini, 21 kabupaten/kota di antaranya sudah melakukan droping air bersih bagi warganya.

Sarwa menjelaskan, dari 21 kabupaten/kota yang melakukan droping air bersih, sudah tersalurkan 1.770 tangki air bersih setara lima ribu liter dan empat ribu liter. Sehingga, total air bersih yang tersalur ke warga mencapai delapan juta liter. 

"Hampir seluruh Jawa Tengah ada potensi kekeringan, kecuali Banjarnegara. Dari 35 kabupaten/kota di Jateng, 21 di antaranya sudah melakukan droping air bersih. Kurang lebih sudah delapan juta liter air bersih didistribusikan ke masyarakat. Itu di luar kebutuhan untuk areal pertanian," kata Sarwa, Senin (6/8).

Lebih lanjut Sarwa menjelaskan, dari 21 kabupaten/kota yang melakukan droping air bersih, Kabupaten Purbalingga paling banyak. Yakni mencapai 261 tangki air bersih, untuk 25 desa di sembilan kecamatan. Kemudian disusul Kabupaten Temanggung sebanyak 224 tangki, untuk enam desa di empat kecamatan. Dan Kabupaten Kebumen sebanyak 160 tangki, disalurkan untuk 27 desa di 11 kecamatan.

"Kekeringan tahun ini informasi dari BMKG lebih lama dibanding tahun kemarin. Terutama, untuk beberapa daerah di Jateng," ujarnya.

Sementara itu, lanjut Sarwa, terkait dengan dana tanggap darurat kekeringan sebesar Rp600 juta, sampai dengan belum terpakai. Sebab, beberapa daerah masih menggunakan dananya masing-masing. (K-08)
Share on Google Plus

About kilas9.com

0 komentar:

Posting Komentar